Mau Hindari Macet? Tolong Ikuti Imbauan Kakorlantas Polri Ini

Sabtu, 09 Juli 2016 – 21:05 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA - ‎Tol Pejagan-Brebes Timur disinyalir merupakan jalur neraka pada arus mudik 2016. Kemacetan dan meningkatnya angka kematian, mewarnai permasalahan yang harus dievaluasi pemerintah Indonesia.

Kakorlantas ‎Polri Irjen Agung Budi Maryoto mengaku enggan mencari Kambing Hitam siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun, menurutnya, pihak Korlantas sudah bekerja maksimal.

BACA JUGA: UU ASN Direvisi, Keputusan Akhir Bukan di Tangan Yuddy

"Saya tidak mau menyalahkan orang. Lebih baik bagi saya kekurangan di situ saya perbaiki. Kami lakukan evaluasi dan semoga hasilnya maksimal," ujar Agung saat dikonfirmasi, Sabtu (9/7).

Agung memaparkan, ‎peristiwa yang terjadi di tol Brexit kemarin, tidak bisa dijadikan patokan bahwa pihaknya tidak bekerja maksimal. Sebab, jalur pemudik lainnya, saat itu terpantau lancar.

BACA JUGA: Hati-hati..Arus Balik Semakin Padat, Cek di Sini!

"Kecuali total semua oke. Seperti begini, kemarin di Nagreg sudah kami lakukan rekayasa lalu lintas. Tetapi masyarakat dari Subang masuk lagi. Sedangkan ‎yang memilih Nagreg, aman dia, hanya kena sebentar di Limbangan," kata Agung.

Agung melanjutkan, keinginan masyarakat menggunakan tol baru, yakni Brexit s‎angat antusias. Sebelum tol Brexit jadi, pemudik memilih jalur Selatan atau Brebes Barat. Namun, setelah tol Brexit ada, ‎pemudik memilih tol Brexit yang belum memenuhi sarana dan prasarana.

BACA JUGA: Penting! Aturan Baru soal Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

"Kami punya data dibanding tahun lain pada periode sama lebih banyak 39 persen dibanding tahun kemarin. Itu artinya masyarakat memilih lewat situ jadi yang selatan berkurang ini jadi bahan evaluasi. Infrastruktur itu bukan tol sebenarnya. Perlintasannya kecil tetapi digunakan masyarakat semuanya pingin lewat situ. Sekarang sudah kami sekat-sekat sampai Brebes Barat, Pejagan Kanci," terang Agung.

Agung mengatakan evaluasi dari kemacetan mudik kemarin memiliki banyak faktor. "Infrastruktur perbaikan jembatan belum selesai dipaksa selesai. Kemudian palang kereta api tidak bisa diganggu gugat 20 menit berhenti kita ikuti itu," imbuhnya.

Namun demikian, dia meminta agar masyarakat tetap mengikuti arahan petugas di lapangan. Sebab, arahan petugas itu merupakan solusi yang terbaik, guna kelancaran berlalu lintas.

"Masyarakat juga harus belajar dari kemarin kalau diberhentikan polisi harus nurut. Saya sendiri mendapat cerita mereka sudah disetop polisi dan dialihkan ke selatan, tetapi sebagian dari mereka memaksakan pingin masuk ke ruas tol Cipali dan akhirnya terjebak, sehingga harusnya ada pembelajaran juga. Untuk kami, ini akan menjadi bahan menganalisa kemacetan sehingga bisa kita pecahkan," bebernya.‎ (mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap-siap, Puncak Arus Balik Feri Malam ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler