BACA JUGA: Semua dalam Posisi Memegang Benang
Biarkan banyak bank kolapsBACA JUGA: Jangan Dulu Turunkan BBM, tapi Tolong si Miskin
Biarkan pasar modal mencapai titik terendahnyaBACA JUGA: Definisi Uang yang Kian Panjang
Dari situ baru mulai dipikirkan lagi bagaimana bangun kembaliDaripada jatuh pelan-pelan, lama tapi akhirnya jatuh juga!Pendapat itu didasarkan kenyataan bahwa meski berbagai negara sudah melakukan bailout dalam jumlah yang belum pernah terjadi dalam sejarah, toh kesulitan tidak juga teratasiIndeks harga saham masih terus merosot, termasuk setelah Amerika Serikat memilih presiden baru sekali punIni berarti krisis sekarang ini memang benar-benar krisis yang terjadi akibat fondasi ekonomi yang rapuhBukan hanya karena rasa konfiden yang jatuh
Memang banyak negara sudah menginjeksikan uang rakyat ke berbagai lembaga keuanganAS menggunakan dana USD 700 miliar yang berasal dari pembayar pajak alias rakyatDan, karena negara itu sedang mengalami defisit terbesar dalam sejarahnya, pada dasarnya dana itu juga berasal dari pinjamanNegara sudah meminjam uang begitu besar untuk menyelamatkan lembaga keuanganHasilnya belum kelihatan jelasBahkan, kini menjalar ke sektor riilPabrik mobil di sana sudah pula minta disuntik dana negaraKalau permintaan ini dipenuhi, bagaimana industri baja yang juga tinggal menunggu giliran saja untuk mengalami hal yang sama? Lalu bagaimana dengan industri kaca? Industri cat? Dan seterusnya.
Dulu, pikiran untuk menginjeksikan uang negara ke lembaga keuangan tersebut didasari pemikiran agar kepanikan masyarakat bisa segera redaKepanikan itu dipicu oleh pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar di duniaMasyarakat panik karena "Lehman yang begitu raksasa saja bangkrut, bagaimana dengan yang lain?" Ini, kecil-kecilan, mirip dengan yang dialami Indonesia ketika krisis 1997 laluSaat itu, secara teori ekonomi (IMF) 16 bank swasta nasional harus ditutupJangan diinjeksiMaka ditutuplah bank-bank ituTernyata, "teori" tersebut melesetAkibat penutupan itu, kepanikan memuncakPertanyaan semua orang waktu itu: besok bank yang mana lagi yang ditutup? Lusa yang mana lagi?
Begitulah seterusnya hingga akhirnya toh pemerintah harus memberikan jaminan kepada kalangan perbankanJaminan itulah yang kemudian ternyata juga salah: pemilik uang di bank itu ternyata para pemilik bank itu sendiriAkibatnya, pemerintah harus menginjeksi para penabung yang pada dasarnya pemilik bank itu sendiri.
Pemerintah AS juga berpikiran bangkrutnya Lehman Brothers adalah pelajaran berhargaKebangkrutan itu ternyata disusul dengan kepanikan dan dampaknya berupa turunnya rasa percaya diri yang luar biasaHarga saham terus merosotKehilangan uang di pasar modal ternyata lebih besar dari nilai yang harus dibayar seandainya Lehman Brothers diinjeksi uang negara.
Memang setelah injeksi diberikan oleh pemerintah, rasa percaya diri mulai pulihTapi, rasa percaya diri saja ternyata tidak cukupToh, harga saham terus merosotPerusahaan yang terancam bangkrut terus membesarKini mulai dibahas: sampai berapa besar injeksi harus diberikan? Apakah kalau kebijaksanaan injeksi itu diteruskan, adakah dana yang cukup? Apa kriteria yang bisa diinjeksi dan yang tidak? Bahkan, jangan-jangan, semua itu seperti "sumur tanpa dasar"Siapa yang bisa menimbunnya? Maka mulailah dibicarakan perlunya diberlakukan undang-undang darutatBerarti Amerika memang sangat gawat
Kalau saja UU darurat itu benar-benar diwujudkan, kita juga belum tahu skenario seperti apa yang akan dilakukan: biarkan terus bebas dengan cepat, atau terjun pelan-pelan tapi akhirnya jatuh juga, atau ada revolusi baru di AS?
Memang segera diadakan pertemuan puncak para kepala negara di Washington minggu ini untuk membicarakan ituTapi, dari pengalaman-pengalaman yang lalu, tidak mungkin juga pertemuan dua hari itu bisa mencari solusi, apalagi sampai bisa menentukan roadmap (program nyata yang bisa dijalankan dengan jadwal yang jelas dan ketat)Kawasan Eropa akan menyelamatkan benuanya sendiriAmerika Utara juga begituBagaimana Asia?
Tiongkok sudah punya program besarMeski masih digolongkan negara miskin, Tiongkok uangnya banyakCadangan devisanya USD 2 triliunTerbesar di duniaIndonesia hanya punya USD 50 miliarTidak bisa diapa-apakanKarena itu, Indonesia harus mengandalkan kekuatan sendiriTidak bisa berharap sama sekali dari bantuan siapa punTermasuk bantuan dari Barat dan TiongkokMasing-masing punya kesulitannya sendiri.
Tiongkok bisa mengalami PHK sampai 30 juta orangSepertiga pabrik bajanya sudah tutupTapi, selama 10 hari saya keliling Changsha, Wuhan, Hangzhou, Shaoxing, dan Tianjin minggu lalu, saya lihat belum ada kepanikan yang nyataApalagi, Tiongkok sudah menetapkan bagaimana agar 30 juta orang itu dapat pekerjaanCaranya: pemerintah akan mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur USD 500 miliarIni sama dengan empat tahun APBN Indonesia! Itu baru dana daruratnya sajaBelum APBN-nya sendiri.
Kita, sebagaimana dikemukakan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan pengusaha di Istana, Rabu sore, memang sudah menegaskan untuk tidak akan hanya mengandalkan turun tangannya asing"Asing tetap kita cari terus, tapi kekuatan dalam negeri sendiri yang harus bangkit," katanya
Presiden menyebut adanya dana Rp 90 triliun yang sekarang menganggur di bank-bank milik provinsi"Kita ini ngemis ke mana-mana untuk dapat uang satu-dua triliunBagaimana kita sendiri ternyata punya uang Rp 90 triliun yang dinganggurkan," katanya.
Wapres Jusuf Kalla, yang selama presiden melawat ke berbagai negara ditugasi merumuskan dan menjalankan program krisis ini, diminta sudah menyelesaikan semua itu sebelum presiden pulang
Tentu juga soal suku bunga kita sendiriAkankah juga harus tidak turun? Sudah sebulan ini, setiap hari ada saja berita, negara mana yang menurunkan suku bungaMenurunkan suku bunga memang menjadi salah satu senjata untuk menanggulangi akibat krisis globalKarena itu, gerakan menurunkan suku bunga dilakukan hampir semua negaraKecuali Indonesia, tentunya, dan beberapa negara lagi
Persentasi penurunannya pun tidak lagi 0,25 persen seperti kebiasaan di masa stabil, tapi ada yang langsung 0,5 persenBahkan, ada yang sampai 1,5 persenInggris menurunkan suku bunganya dari 4,5 persen langsung menjadi 3 persenSuku bunga di AS, rata-rata kini tinggal 0,3 persenBandingkan dengan masa sebelum krisis yang sampai 2,5 persen
Indonesia masih bertahan dengan suku bunga 9,5 persen karena, menurut pemerintah, untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiahKalau suku bunga diturunkan, khawatir rupiah kurang menarik sehingga banyak orang yang mengalihkan uangnya ke dolar ASKalau itu sampai terjadi, akan semakin membuat nilai rupiah merosotInflasi (harga-harga barang) akan naik pula.
Begitu drastisnya penurunan suku bunga di banyak negara itu, sampai-sampai para ahli kini mulai membayangkan sebuah dunia dengan suku bunga 0 persenIni hampir sama artinya dengan dunia tanpa bank
Jepang pernah membuktikan bagaimana hidup dengan bunga 0 persen selama enam tahun, sejak menjelang 2000Sejak dua tahun lalu suku bunga di Jepang mulai naik menjadi 1 sampai 1,5 persenNamun, karena terjadi krisis lagi, bunganya kembali diturunkan menjadi rata-rata tinggal 0,5 persenLangkah me-0-kan suku bunga waktu itu sebagai cara untuk tetap membuat ekonomi berjalan, sambil menunggu sembuhnya dunia perbankan
Meski membuat pertumbuhan ekonomi Jepang sangat lambat (hanya 1-2 persen per tahun selama lebih 10 tahun), langkah itu dianggap bisa menyelamatkan ekonomi negaraTerbukti Jepang tidak sampai ambrukStatusnya sebagai negara terkaya kedua di dunia masih terjagaDalam kasus Jepang, pertumbuhan ekonomi 0 persen pun hanya berarti negara itu tetap kaya raya(bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengapa Tidak Langsung Bangkit
Redaktur : Tim Redaksi