Mau Mengafirkan TGB karena Dukung Jokowi? Tolong Simak Ini!

Jumat, 20 Juli 2018 – 20:34 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama M Quraish Shihab (kanan) dan Gubernur NTB M Zainul Majdi (kiri) pada Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Indonesia di Mataram, Kamis (19/10). Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi belakangan ini memanen kecaman. Penyebabnya adalah keputusan tokoh yang kondang dengan nama panggilan Tuan Guru Bajang (TGB) itu mendukung Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Indonesia hingga dua periode.

TGB tak sekadar dikecam karena berbalik dari pendukung Prabowo Subianto ke Jokowi. Doktor ilmu tafsir Alquran lulusan Universitas Al Azhar Kairo itu bahkan dianggap kafir karena mendukung Jokowi agar terpilih lagi.

BACA JUGA: Fahri: Pak Jokowi Bingung Pilih Cawapres, Jokowi-JK Lagi?

Namun, TGB punya jawaban tegas untuk menangkis tudingan yang menyebutnya kafir. Gubernur NTB dua periode itu mengatakan, pihak yang menyebutnya kafir secara tak langsung justru menuduh diri sendiri.

"Siapa yang mengafirkan saya? Ya saya sih mendoakan saja bahwa hati-hati ketika kita mengafirkan orang yang tidak kafir, ucapan itu kembali kepada kita," ujar TGB di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (20/7).

BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Jangan Ikuti Keinginan Wiranto Ini

Menurut TGB, jika memang ada pihak yang tidak sepaham dengan keputusannya mendukung Jokowi maka seharusnya tidak bereaksi berlebihan. Menurutnya, perbedaan sikap politik tak harus disertai fatwa keagamaan.

"Perbedaan pilihan politik di Indonesia itu tidak boleh melahirkan fatwa-fatwa keagamaan yang menganggap orang lain yang berbeda pilihan itu tidak muslim, tidak muslim yang kafah, apalagi dianggap tidak committed kepada Islam, apalagi disebut munafik, itu tidak boleh," tegasnya.

BACA JUGA: Bisa Jadi Ini Sebab Jokowi Mencicil Pengumuman Nama Cawapres

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, kontestasi politik di Indonesia harus berdasar kebaikan sehingga siapa pun yang menjadi capres atau cawapres adalah putra terbaik bangsa. TGB juga mengatakan, persaingan politik bukan alasan untuk bermusuhan, apalagi sampai mengancam NKRI.

"Jadi beda pandangan politik antara kita tidak boleh menyebabkan ada fatwa-fatwa keagamaan yang kemudian merusak persaudaraan kita sebagai anak bangsa," pungkasnya.(sat/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Sebut Jokowi Bingung dan Ogah Jadi Petugas Partai Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler