Mau Menolong Sang Adik, Si Abang Malah Pergi Selamanya

Jumat, 29 April 2016 – 07:57 WIB
Ilustrasi. Foto: Pixabay

jpnn.com - PEKANBARU - Suasana duka menyelimuti prosesi pemakaman Jasri Randy, bocah berusia 12 tahun yang tewas tenggelam dalam kubangan galian C di Jalan Tanjung Katung, Umban Sari, Rumbai, Riau, sekitar 300 meter dari rumahnya.

Air mata sang ibu, Murni Dahlia mengalir deras dan tak bisa dibendung. Bahkan dia kian histeris saat jasad putra keasayangannya Jasri Randy dimasukkan ke liang lahat TPU Jalan Muhajirin, Umban Sari, Rumbai, Kamis (28/4).

BACA JUGA: OMG! Baru Menikah, Pengantin Wanita Gantung Diri

Kesedihan juga dirasakan kerabat dan mereka yang hadir di sana. Isak tangis kian keras saat jenazah mulai hilang ditimbun tanah.

Berangsur mereka yang mengantar jenazah, kembali ke rumah masing-masing. Namun Murni seakan terpaku. Wanita berusia 38 tahun itu tak beranjak. Dia baru meninggalkan makam setelah dipapah kerabat.

BACA JUGA: Serius! Mantan Dubes Ini Siap Berantas Transaksi Bawah Meja

Perlahan dia berdiri. Tangisan mengiringi langkahnya. Dia begitu terpukul. Seolah tak sanggup menerima kenyataan.

Kesedihan mendalam juga dirasakan Safrijon. Lama pria 41 tahun itu menatap pusara putranya. Sesekali dia menutup wajah, seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.  

BACA JUGA: Napi Narkoba Meninggal di Lapas, Diduga...

“Gak boleh gitu, ini cobaan. Ayo kita pulang. Biarkan almarhum tenang di alamnya,” kata salah satu kerabat seraya membawa Syafrijon menuju mobil yang akan mengantarnya pulang ke rumah.

“Sebelum pergi bermain, dia sempat tidur sepulang sekolah. Sekitar pukul 16.00 WIB, dia terbangun dan pergi. Satu jam kemudian dikabarkan tenggelam,” kata Netti (52), kerabat almarhum.

Biasanya, anak kedua dari empat bersaudara itu jarang bermain di sekitaran bekas galian tersebut. “Tapi entah mengapa sore itu dia bermain layang-layang ke area galian,’’ tambahnya.

Kabarnya, Jasri melihat adiknya Ahmad Dani, 7, tenggelam. Spontan dia berusaha menolong. Namun kakinya terpeleset saat menarik tangan adiknya. “Malah dia yang tenggelam dan tewas. Sempat dibantu abangnya Juliandi (14) namun tak tertolong dan tengelam,” sambungnya. 

Jasad bocah kelahiran 14 Januari 2004 baru dapat diangkat satu jam kemudian sekitar pukul 18.00 WIB. Sebelumnya, upaya pencarian sempat dilakukan ayahnya. “Saat diangkat sudah tak bernyawa lagi. Dalam kolam sekitar dua meter lebih,” tutur Netti.

Kabar kematian Jasri diterima neneknya Tina. Kamis (28/4) pukul 05.00 WIB, perempuan 80 tahun itu tiba di rumah duka. Dia datang dari Solok, Sumatera Barat.

Ada kenangan tersendiri di diri Tina. Dua hari sebelum ditemukan tak bernyawa, Jasri sempat minta dibelikan pensil 2B untuk ujian.

“Setelah dibelikan, diletaknya foto di atas kotak pensil. Pensil itu baru satu kali dipakai ujian,” tutur Tina sedih.(MXO/MXN/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PARAH! Selain Lahan Fiktif, Ini Kendala Pengusaha di SIni


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler