jpnn.com, LONDON - British Exit alias Brexit masih menjadi momok bagi Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May. Senin (21/1) pemimpin 62 tahun itu memaparkan plan B di hadapan parlemen.
Plan B yang digadang-gadang sebagai alternatif terbaik menghindari no-deal Brexit itu ternyata nyaris tidak berbeda dengan proposal May sebelumnya alias plan A.
BACA JUGA: Viral di Inggris, Suami Ratu Elizabeth Berkendara tanpa Sabuk Pengaman
Padahal, parlemen sudah menolak draf kesepakatan final tersebut. "Ini seperti Groundhog Day,'' ujar Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn sebagaimana dilansir Associated Press, Selasa (22/1).
Dia mengacu pada judul film keluaran 1993 yang bintang utamanya Bill Murray. Tokoh utama dalam film itu selalu melewati hari-hari yang sama.
BACA JUGA: Lolos dari Pemakzulan, Theresa May Belum Aman
Karena tidak mau membahas lagi proposal yang sama, Corbyn dan sebagian besar legislator Inggris langsung meminta May merevisi plan B tersebut. May punnya waktu sepekan untuk merumuskan plan B anyar.
May berusaha mempertahankan draf kesepakatan final yang telah tercapai pada November lalu. Dia tidak mau menghapus opsi no-deal Brexit. Dia lebih memilih untuk memundurkan deadline Brexit yang seharusnya jatuh pada 29 Maret.
BACA JUGA: Brexit Kacau, Inggris di Ambang Malapetaka
Dia berharap strateginya bisa menarik simpati politisi pro-Brexit. "Lagi-lagi, hari yang buruk untuk berbisnis," keluh Dirjen Konfederasi Industri Inggris Carolyn Fairbairn.
Menlu Polandia Jacek Czaputowicz sempat mengusulkan agar Inggris menyudahi kebijakan backstop setelah berlaku selama lima tahun. Tapi, Uni Eropa (UE) keberatan.
"Saya rasa May sadar bahwa no-deal akan melukai negara ini. Karena itu, dia ingin parlemen yang melakukan itu untuknya,'' papar Yvette Cooper, politikus Buruh. (bil/c25/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Oposisi Inggris Pecah Gara-Gara Brexit
Redaktur & Reporter : Adil