Mayjen Joni hingga Yudi Latif Bedah Pemikiran Geopolitik Bung Karno, Apa Isinya?

Sabtu, 19 Februari 2022 – 22:24 WIB
Direktur Program Doktor Unhan RI Mayjen Joni Widjayanto dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Soekarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara yang diadakan secara hybrid, Sabtu (19/2). Foto: Tangkapan layar Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Program Doktor Unhan RI Mayjen Joni Widjayanto menilai pemikiran geopolitik Bung Karno sangat penting untuk kembali diketengahkan dalam menghadapi realitas pertarungan dunia pada saat ini.

Joni menganggap pemikiran Proklamator RI itu selalu memiliki relevansi dengan kepentingan nasional dan pertahanan negara.

BACA JUGA: Geopolitik Bung Karno Membangun Kekuatan Pertahanan yang Disegani

Hal ini disampaikan jenderal TNI bintang dua itu dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Soekarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara yang diadakan secara hybrid, Sabtu (19/2).

Turut hadir, mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan RI yang juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kemudian ada cendekiawan Prof Yudi Latif dan pakar kebijakan luar negeri Prof Banyu Perwita.

BACA JUGA: Pembobol Rekening Nasabah Bank Wanita Berparas Cantik, Perhatikan

Joni mengatakan dunia ditandai dengan adanya berbagai aliansi pragmatis yang merupakan perwujudan pertarungan abadi neoliberalisme dan neorealisme saat ini.

"Untuk menghadapi pertarungan geopolitik dan menjaga kepentingan nasional serta pertahanan negara Indonesia, maka pemikiran geopolitik Soekarno penting untuk diketengahkan," kata Joni.

BACA JUGA: Klasemen Liga 1 Setelah Arema FC Menang 1-0 atas Madura United

Joni menekankan dalam perspektif geopolitik Soekarno, Indonesia harus membangun diri sesuai dengan karakter serta ciri khasnya sendiri, termasuk dalam hal pertahanan.

Soekarno, kata dia, menyatakan pertahanan negara dapat sempurna semaksimal mungkin, apabila berdiri di atas karakteristik bangsa dan tanah air.

"Di mana di dalamnya mengandung unsur geopolitik, kepentingan nasional dan pertahanan negara. Di antaranya Pancasila sebagai ideologi politik Indonesia," kata Joni.

Yudi Latif menambahkan pemikiran geopolitik Soekarno itu tentang Indonesia, meski berbicara soal PBB dan kebijakan luar negeri.

"Menurut saya, pusat perhatian Soekarno itu sebenarnya adalah geonya sebenarnya geopolitik Indonesia. Geopolitik Indonesia tentu ke dalam dan keluar," kata Yudi.

Dia menegaskan konsepsi apa pun yang dipikirkan Soekarno, akan selalu berangkat dalam nasionalisme, di mana Indonesia menjadi starting pointnya. Bahkan, konsepsi nasionalisme Soekarno ini memiliki karakteristik sendiri.

"Konsepsi nasionalisme Indonesia bukan konsepsi tertutup. Tetapi konsepsi yang ingin juga menjadi bagian pergaulan dunia, pergaulan antarbangsa," jelas Yudi.

Soekarno dalam kebijakan luar negeri tak hanya bersifat realis, seperti membuat  Konferensi Asia-Afrika, tetapi juga idealismenya ada sebagaimana suatu negara jangan menjadi yang paling adidaya.

Karena itu, Yudi melihat Soekarno adalah orang pertama yang mendefinisikan nasionalisme itu, salah satunya menjadi kesatuan dari geopolitik, yang dipandangnya sangat menarik.

Terlihat, bagaimana Soekarno yang dianggap sebagai orang pertama yang mencoba mendudukan Indonesia dalam konsep archipelagic. Di mana Indonesia negara lautan yang ditaburi pulau-pulau.

Yudi menduga Soekarno telah membaca sejumlah karya geologis dari ilmuwan Belanda yang telah memetakan Indonesia.

Apa yang disampaikan Soekarno tentang gugusan kepulauan antara Australia dan Asia sebagai satu kesatuan geopolitik itu tidak omong kosong.

Dia mencontohkan bagaimana ada flora fauna Asia dan juga Australia bisa ditemukan di Indonesia. Semuanya menjadi satu kesatuan dan terkoneksi.

"Jadi, apa yang dibilang Soekarno itu enggak omong kosong. Ada penjelasan-penjelasannya," kata Yudi.

Yudi menambahkan konsepsi geopolitik Indonesia ke dalam dari Soekarno itu membawa banyak turunan, tentang bagaimana membangun ketahanan Indonesia.

"Saya suka judul disertasi ini, anak judulnya bukan kepentingan nasional dan pertahanan. Tetapi, sebenarnya yang kuat sekali adalah konsepsi Soekarno tentang geopolitik Indonesia dan implikasinya tentang ketahanan dan pertahanan negara," kata Yudi. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler