Mayoritas Guru di Indonesia Lebih Fokus Ajarkan Siswa Menghafal

Jumat, 26 April 2019 – 12:00 WIB
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, MANADO - Masalah pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh proses pembelajaran. Mayoritas guru lebih mengajarkan siswa dengan penalaran rendah. Siswa didoktrin menguasai sesuatu dengan cara menghafal.

"Mutu pendidikan kita masih tertinggal dibandingkan negara tetangga karena guru-gurunya lebih mengajari siswa pada metode menghafal. Padahal metode menghafal tidak sesuai lagi dengan revolusi industri 4.0," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi saat membuka Gebyar Hardiknas di Manado, Kamis (25/4).

BACA JUGA: Layanan PLN Disesuaikan dengan Era Industri 4.0

BACA JUGA: Delapan Sekolah Kedinasan Belum Ada Pelamar

Dia menyebutkan, pendidikan karakter menjadi keharusan dalam menyiapkan anak-anak menghadapi industri 4.0. Salah satu ciri industri 4.0 adalah kolaborasi dan artificial intelegensi. Artinya akan banyak pekerjaan yang digantikan teknologi seperti robot.

BACA JUGA: Qualcomm Dorong Indonesia Kembangkan IoT Menuju Era Penemuan

"Harus kerja keras untuk mencapai mutu pendidikan berstandar nasional. Saat ini rujukan standar pendidikan Indonesia merujuk PISA. Untuk sains, matematika, dan literasi, Indonesia rangkingnya 63. Kalah jauh dibanding Vietnam rangking 9, Malaysia 30an. Padahal potensi Indonesia luar biasa," terangnya.

BACA JUGA: Pemda Jangan Obral Izin Pendirian SMK

BACA JUGA: Kemendikbud: Pendekatan Zonasi Bukan Lewat Sanksi

Kalau tidak disiapkan SDM kita, lanjut Didik, otomatis sumber daya alam (SDA) dinikmati orang asing. Salah satu kendalanya adalah guru-guru masih mengajarkan daya nalar rendah yaitu hanya menghafal. Padahal tuntutan sekarang adalah daya nalar tinggi. Ini adalah ciri revolusi industri 4.0 yaitu kolaboratif.

"Gebyar Hardiknas ini selalu kami gaungkan tiap tahun. Ini agar semangat meningkatkan mutu pendidikan di seluruh daerah tetap menggelora demi menyiapkan SDM kita menuju revolusi industri 4.0," bebernya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun 2025 Hanya Profesi Guru yang Bertahan


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler