jpnn.com - jpnn.com - Tidak mudah bagi Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk bisa mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hidayat di putaran dua. Anies-Sandi dan tim perlu bekerja keras dan menyusun strategi jitu.
"Yang perlu diperhatikan, warga Jakarta pemilih yang realistis dengan prestasi calon," kata Direktur Megapolitian Strategis Indonesia (MSI) Ade Adriansyah Utama kepada redaksi sesaat lalu, Minggu (5/3).
BACA JUGA: KPU DKI Larang Alat Peraga Kampanye di Putaran Dua
Terbukti, isu agama yang digoreng sedemikian rupa tidak membuat suara Ahok-Djarot di putaran pertama hancur. Dan malah, petahana keluar menjadi pemenang dengan memperoleh 2.364.577 atau 42,99 persen suara dukungan.
"Mau dikasih isu agama atau apapun susah. Bodohnya isu agama digoreng dengan menurunkan massa dari Bogor, Bekasi, Depok dan daerah lainnya," katanya.
BACA JUGA: Tim Ahok-Djarot: KPU DKI Tidak Profesional
Ada dua alasan yang menurutnya membuat Ahok-Djarot menang di putaran pertama. Yakni, kepuasan warga terhadap prestasi dan soliditas mesin partai pendukung Ahok-Djarot.
Soal mesin partai pendukung Ahok-Djarot, menurut dia, jauh lebih solid ketimbang milik calon lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan partai pengusung Agus-Sylvi yang benar-benar mandul dalam mendulang suara.
BACA JUGA: Ahok-Djarot Tinggalkan Acara KPU, Hasto: Perlu Disiplin
"Sebelum putaran pertama saya bilang Agus paling dapat 13-15 persen dan berdasarkan hitungan KPUD hanya dapat 17 persen. Itu suara mewakili Demokrat, bukan partai lainnya. Jadi membawa gerbong bekas Agus nggak penting," paparnya.
Kalaupun semua partai pengusung Agus di putaran dua mendukung Anies-Sandi, dia mengkalkulasi sumbangsih suara yang didapat tidak besar.
"Paling hanya 3 sampai 5 persen saja. Kemungkinan besarnya pemilih akan banyak yang golput. Sisanya ke Ahok," katanya.(dem/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok-Djarot Menang Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran 1
Redaktur & Reporter : Adil