JOGJA - Juru kunci Gunung Merapi Mas Penewu Suraksohargo atau yang populer dengan nama Mbah Marijan telah meninggalDia turut menjadi korban erupsi Merapi
BACA JUGA: PMI Sumbar Kehabisan Kantong Mayat
Meninggalnya Mbah Marijan membuat banyak pihak merasa kehilanganBACA JUGA: Balita Main Korek, Bengkel Ludes Terbakar
Mbah Marijan termasuk abdi dalem keraton yang terhitung loyal dalam menjalankan tugas menjaga Merapi sampai akhir hayatKarena gugur kala menjalankan kewajiban sebagai abdi dalem, pria yang terkenal dengan iklan roso-roso itu kini dipertimbangkan oleh keraton untuk diberi kenaikan pangkat luar biasa
BACA JUGA: Korban Tewas Sudah 272
Kenaikan pangkat tersebut bisa diberikan setingkat atau beberapa tingkat lebih tinggi"Semua bergantung kebijakan Ngarso Dalem (Sultan Hamengku Buwono X, Red)Itu sepenuhnya hak prerogatif beliau," ungkap salah seorang adik Sultan Hamengku Buwono (HB) X tersebut.Menurut Yudhaningrat, pangkat yang disandang Mbah Marijan, mas penewu, masuk kategori kliwon atau semacam perwira pertama di lingkungan TNI dan PolriBila diberi kenaikan setingkat, pangkatnya berganti menjadi mas wedono"Tapi, semua itu terserah Ngarso Dalem," terangnyaYudhaningrat yang menjabat manggala yudha Keraton Jogja atau semacam panglima TNI tersebut menceritakan, kenaikan pangkat untuk abdi dalem keraton karena gugur ketika bertugas pernah terjadiHal itu dialami kakeknya pada zaman pendudukan Jepang, tepatnya menjelang kemerdekaan.
Demi kemerdekaan Indonesia, kakek Yudhaningrat dari garis ibunya, KRAy Hastungkoro, rela menjadi tumbalKeraton yang saat itu dipimpin ayahnya, HB IX, memutuskan untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada kakek YudhaningratDisinggung soal calon pengganti Mbah Marijan, Yudhaningrat mengatakan bahwa posisi juru kunci Merapi tidak akan dibiarkan terlalu lama lowongSesuai dengan aturan keraton, bila situasi telah tenang, dicari pengganti Mbah Marijan
Calon tersebut, tutur Yudhaningrat, bisa berasal dari keturunan langsung Mbah Marijan atau warga sekitar Kinahrejo, daerah tempat tinggal mendiang juru kunci itu"Anak Mbah Marijan akan ditanya, adakah yang bersedia menjadi penggantiKalau tak ada, barulah ditawarkan kepada warga lain," paparnyaSoal penetapan juru kunci yang baru, Yudhaningrat kembali menyatakan bahwa kewenangan penuh berada di tangan HB XSebagai raja, HB X memiliki otoritas mengangkat juru kunci Merapi"Kapan dan siapa yang akan ditunjuk merupakan kewenangan Ngarso Dalem," jelas ayah seorang putri itu.
Permaisuri HB X, GKR Hemas, juga menjelaskan bahwa keraton mungkin segera menunjuk pengganti Mbah MarijanSenada dengan Yudhaningrat, terang dia, calon pengganti bisa berasal dari keturunan Mbah Marijan atau warga sekitar Kinahrejo"Ada proses untuk semua itu," ujar wakil ketua DPD tersebut saat melihat jenazah Mbah Marijan dan mengunjungi korban Merapi di RS Sardjito kemarin.
Selama berada di RS Sardjito, Hemas mengungkapkan prihatin sekaligus mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korbanSemasa Mbah Marijan masih hidup, Hemas mengatakan beberapa kali bertemu dengan juru kunci Merapi tersebutNamun belakangan, dia maupun HB X sudah jarang bertemu dengan abdi dalem berusia 82 tahun itu.
Di mata Hemas, loyalitas Mbah Marijan menjaga Merapi telah terujiKeputusan tak bersedia mengungsi itu dapat dipahamiSikap Mbah Marijan tersebut merupakan konsistensi abdi dalem untuk terus menjaga Merapi meski nyawa menjadi taruhan"Mbah Marijan tahu kapan saatnya turun atau tidak," ucap ibu lima putri tersebut.
Berdasar rekam jejak, Mbah Marijan mengawali karir sebagai abdi dalem dari pangkat terendahDia mendapatkan tugas menjaga Merapi dari mendiang HB IXSedangkan SK pengangkatannya dikeluarkan pada masa kepemimpinan HB XSesudah erupsi Merapi pada 2006, Mbah Marijan mendapatkan kenaikan pangkat dari HB X.
Pangkatnya semula mas ngabehi, lalu naik satu tingkat menjadi mas penewu hingga meninggal sebagai salah seorang korban erupsi Merapi pada 26 Oktober 2010Selamat jalan, Mbah Marijan(kus/jpnn/c11/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Tiba di Padang, Besok ke Hanoi Lagi
Redaktur : Tim Redaksi