jpnn.com, BOGOR - Satu per satu truk tronton berwarna hijau berdatangan. Sopir memarkir kendaraannya tepat di bawah lampu merah yang tak pernah menyala pada Selasa (20/4) malam.
Makin malam, truk yang datang di simpang lampu merah sebelah timur Pintu Tol Gunungputri, Bogor, Jawa Barat, kian banyak. Antrean parkir kendaraan bisa lima hingga enam baris.
BACA JUGA: Begini Modus GMI Menawarkan Wanita kepada Pria Hidung Belang, Tarif Rp250 Ribu
Tak lama seorang wanita datang menyapa. Mendatangi pintu truk sebelah kiri. Wanita dengan make up menor itu terlihat berbincang-bincang.
Hingga di ujung perbincangan, wanita itu berjalan gontai keluar meninggalkan truk yang terparkir.
BACA JUGA: Dahlan Tewas Usai Mobil Tabrakan
Tak lama, wanita itu pun kembali lagi. Sembari membawa secangkir kopi dalam cup plastik.
Dengan tangan kanannya, wanita itu menyuguhkan kopi masuk dalam sela jendela kemudi truk.
BACA JUGA: Modus Asisten Manajer BRI Cileungsi Bogor Tipu Nasabah Rp2 Miliar, Hati-hati
“Ini mas, kopinya,” ucap wanita mengenakan baju hitam.
Tidak sampai situ, sang wanita juga ikut naik ke tempat kemudi truk.
Cukup lama dia berada di dalam kemudi truk. Hampir 20 menit.
Selepas itu, wanita berambut panjang tersebut kembali turun. Dia nampak merapikan bajunya. Menarik-narik bagian bawah pakaiannya.
Wanita itu nampaknya tidak sendirian. Ada sekitar tiga temannya yang melakukan aktivitas serupa.
Wanita-wanita itu ialah pramusaji kopi pangku. Mereka menjual kopi sekaligus menemani pembeli kopi.
Tak sedikit dari mereka mejajakan diri pada sopir truk yang tengah parkir sembarangan itu.
AN (31) salah satunya. Dia sudah lama menjadi pramusaji kopi pangku di sekitaran Gerbang Tol Gunungputri.
Kopi yang dijajakan merupakan siap saji. Sama seperti pada umumnya. Untuk secangkir, harganya Rp5.000.
Namun itu hanya harga kopi. Sedangkan jasa pangku atau menemani ngopi sambil dipangku beda lagi. Ada tarif khusus. Yakni Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Tergantung servis yang diberikan.
“Makin lama, besar bayarannya,” kata AN.
Selama Ramadan ini, AN mengaku masih menjalankan profesinya sebagai pramusaji kopi pangku dekat Gerbang Tol Gunungputri.
Alasannya klasik. Untuk memenuhi kebutuhan hidup. Janda anak satu itu terpaksa menjalani profesi pramusaji kopi pangku dekat Gerbang Tol Gunungputri.
Menurutnya, selama ini masih banyak sopir yang menggunakan jasanya. Namun kebanyakan mereka ialah pelanggan tetap.
“Iya jadi tempat favorit ngopi sopir truk di sini. Tapi kalau saya, kebanyaknya sudah pelanggan tetap sih, mas,” katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Gunungputri Daman Huri mengatakan, fenomena kopi pangku dekat Gerbang Tol Gunungputri ini berawal dari seringnya truk yang parkir liar. Lalu mengundang wanita malam menjajakan diri.
“Ada mobil juga truk parkir liar. Biasanya memancing wanita malam datang,” katanya kepada radarbogor.id, Rabu (21/4).
Daman Huri mengatakan, belum lama ini dirinya beserta muspika serta Polsek dan Koramil Gunungputri melakukan razia pekat.
“Kami lakukan razia pekat kemarin. Kami dapati juga satu wanita,” tuturnya. (all/radarbogor)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti