Mbak Dian Cantik Ini Dulu PNS, Kini Sukses jadi Pengusaha

Selasa, 26 Juni 2018 – 00:45 WIB
Dian Narulita Hapsari mengenakan baju dan hijab Kameela Hijabku hasil rancangannya. Foto: Latiful Habibi/Radar Ngawi/JPNN.com

jpnn.com - Dian Narulita Hapsari dulu seorang PNS, kini menggeluti bisnis. Dari awalnya sekadar iseng, kini produk busana syar’i dengan brand Kameela Hijabku hasil rancangannya mampu menembus pasar mancanegara.

LATIFUL HABIBI, Ngawi

BACA JUGA: Beginilah Ritual Membujuk Penghuni Danau Toba

BAGI warga Ngawi, sosok Dian Narulita Hapsari bisa jadi masih terdengar asing di telinga. Namun, di ibu kota, nama perempuan itu mulai diperhitungkan sebagai desainer busana jempolan.

Rancangannya yang diberi brand Kameela Hijabku mampu mencuri perhatian kalangan fashionista muslimah berbagai penjuru tanah air.

BACA JUGA: Tentang Antusiasnya Warga Mengurus SIM Usai Libur Lebaran

Dian sejak 2011 memang tidak menetap lagi di Bumi Orek-orek. Dia memilih hijrah ke Jakarta mengikuti sang suami yang bekerja di salah satu instansi pemerintah pusat.

“Awalnya nggak pernah kepikiran menjadi desainer. Alhamdulillah, pelan-pelan usaha saya berkembang,’’ kata Dian ditemui saat mudik di kampung halamannya Dusun Soko, Desa Karangasri, Ngawi, Jatim, beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Nana Menyelam, Buaya Berenang di Atas Kepalanya, Ngeri!

Sebelum menjadi pengusaha, Dian merupakan PNS Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Ngawi. Tepatnya sejak lulus SMA pada 2004 silam. Namun, setelah menikah dengan Hendra Bagus Satriyaningrat, dia memilih melepas statusnya sebagai abdi negara.

‘’Kedua orang tua sangat menyayangkan saya keluar dari PNS, tapi saya tidak punya pilihan lain,’’ kenangnya.

Meski tidak lagi beraktivitas di kantor, setelah hijrah ke Jakarta, perempuan yang kini tinggal di kawasan Kebayoran, Jakarta Pusat, ini berusaha mencari kesibukan. Nah, kerja sampingan menjadi reseller tas saat masih kerja di Setda Ngawi dulu dilanjutkan saat sudah menetap di ibu kota.

‘’Saya manfaatkan Facebook untuk jualan. Lumayan, waktu itu bisa jual puluhan tas setiap harinya,’’ ujar ibu satu anak ini.

Dari reseller akhirnya Dian mampu memproduksi tas sendiri. Namun, bisnis yang menyasar segmen pasar menengah ke bawah itu hanya bertahan dua tahun. ‘’Saingannya mulai banyak, jadi semakin susah untuk menjual,’’ ungkapnya.

Meski begitu, Dian tak gampang menyerah. Jebolan Jurusan Manajemen Universitas Soeryo Ngawi ini lantas membidik produksi busana muslimah dan hijab syar’i. Pilihan itu berbuah manis. Produk hasil rancangannya yang diberi brand Kameela Hijabku bisa diterima pasar.

‘’Sebenarnya saya juga tidak menyangka (usaha konveksi) bisa besar seperti ini. Padahal, awalnya itu saya cuma iseng-iseng saja membuat desain baju,’’ akunya.

Kemampuan Dian merancang busana dipelajari secara otodidak. Berawal dari kebiasaannya belanja baju syar’i secara online dan juga seringnya melihat acara fashion show yang diselenggarakan di dalam dan di luar negeri menambah referensinya dalam mendesain baju.

‘’Awalnya masih sederhana banget. Bikin desainnya juga suka-suka. Kalau menurut saya itu bagus, ya sudah diserahkan ke konveksi untuk diproduksi. Laku tidaknya terserah pasar,’’ paparnya.

Siapa sangka dari sekadar iseng itu, sekarang Dian memiliki usaha konveksi cukup besar yang berpusat di Tangerang. Dibantu 18 orang penjahit, dalam sehari Dian mampu memproduksi sekitar 150 baju dan 300 hijab. Pasarnya pun sudah merambah mancanegara seperti Taiwan, Hong Kong, dan Qatar.

‘’Saya pakai sistem online jualannya, belum offline (toko atau butik, Red). Agen dan distributor saya saat ini sekitar 60 agen, baik di dalam maupun luar negeri,’’ jelas Dian sembari menyebut kameela_hijabku sebagai akun Instagram resminya.

Selain mengutamakan kualitas dan menawarkan harga yang bersaing, Dian juga menjalin kedekatan emosional dengan loyal customer-nya. Salah satunya mengadakan meet up atau jamuan makan di hotel berbintang bersama KameelaLovers yang ada di kota-kota besar.

Di antaranya di Surabaya pada Januari lalu, di Jakarta pada Maret, dan di Solo pada akhir Juni 2018 ini. “Yang datang alhamdulillah banyak, 50—100 orang. Ini menunjukkan bahwa brand Kameela Hijabku makin dikenal dan diterima oleh masyarakat luas,” ujarnya dengan bangga.

Memegang betul pesan Rasulullah SAW bahwa satu di antara sembilan pintu rezeki datang dari perniagaan. Dian juga berharap dengan usaha busana syar’i bisa menjadi syiar agama Islam. ‘’Mencari keuntungan itu sudah pasti, tapi kalau dibarengi dengan syiar kan lebih baik,’’ sebutnya.

Dian kini juga sedang meretas jalan membawa produknya ke dunia internasional. Salah satu upaya yang hendak dilakukan yakni mengikuti beberapa event fashion show di luar negeri. ‘’Penginnya dalam waktu dekat bisa ikut di Kuala Lumpur (Malaysia, Red). Kalau di dalam negeri sudah beberapa kali ikut event Indonesia Fashion Week,’’ ujarnya.

Bagi putri sulung Sungkono dan Nurul Umahati ini, mengejar kesuksesan tidak semata urusan keuntungan. Lebih dari itu, dia ingin menunjukkan kepada kedua orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya yang dulu sempat ragu kala dirinya memutuskan berhenti dari PNS.

Bahwa kesuksesan itu tetap bisa diraih meski tidak menjadi PNS. ‘’Cita-cita terbesar saya ingin memberangkatkan kedua orang tua menunaikan ibadah haji. Mudah-mudahan ada kesempatan untuk mewujudkan,’’ harapnya. ***(c1/isd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganasnya Banjir Bandang Alasmalang Jumat Pagi, Hancur Lebur


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler