jpnn.com, BENGKULU - Seorang perempuan bernama Petria alias Isse, 35, warga Kota Bengkulu ditangkap polisi setelah tepergok menjual obat aborsi.
Kapolres Bengkulu, AKBP Prianggodo Heru Kun Prasetyo saat menggelar jumpa pers terkait hasil tangkapan Operasi Nala II 2019 di Mapolres Bengkulu, Selasa (17/12) mengatakan, Isse tertangkap tangan oleh polisi saat melakukan transaksi obat keras jenis Cytotek.
BACA JUGA: Malu dengan Tetangga, Ayah Aborsi Calon Bayi
Isse ditangkap di rumahnya di perumahan Griya Betungan Asri, Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu pada 25 November lalu. Dari tangannya polisi menyita 7 butir pil Cytotek yang digunakan untuk menggugurkan kandungan.
Selain itu, polisi juga menyita 2 unit telelpon genggam, 1 buah tas, 1 set peralatan medis untuk melakukan aborsi dan uang tunai Rp1,4 juta.
BACA JUGA: Polisi Janji Beri Reward Kepada Pemberi Informasi Keberadaan Pembunuh Wina Mardiani
Dari hasil penyidikan, Isse diketahui juga telah membantu seseorang malakukan aborsi sebanyak 4 kali menggunakan pil Cytotek tersebut dan peralatan medis lainnya.
"Pelaku penjual obat keras ini sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Pelaku disangkakan melanggar pasal 197 juncto pasal 106 ayat 1 atau pasal 196 juncto pasal 98 ayat 2 dan ayat 3 Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," kata Kapolres Bengkulu, Selasa.
BACA JUGA: Gadis Meulaboh Ini Tenggak Racun Rumput Usai Dengar Musik Bernada Sendu
Berdasarkan pengakuan tersangka, ia sudah menjual obat oborsi ini selama 4 bulan. Obat aborsi ini telah dijual ke lebih dari 10 orang. Diantara pelanggannya ini ada yang dari kalangan mahasiswa, anak muda dan tenaga kesehatan.
Isse mengaku menjual obat aborsi ini dengan harga yang bervariasi. Untuk satu butir pil Cytotek harganya bisa mencapai Rp200 ribu. Namun harga ini, kata Isse, tergantung dari pembeli. Jika pembelinya dari kalangan kesehatan, maka Isse menjual 1 butir pil Cytotek seharga Rp150 ribu saja.
"Kadangkan yang beli itu kan orang kesehatan juga. Dia kan tau harganya, jadi nggak mungkin jual mahal, ada yang dijual Rp150," kata Isse saat diwawancarai.
Isse menjelaskan, ia mendapatkan pil Cytotek ini dari seorang temannya di Kota Bengkulu. Obat tersebut dijual hanya ketika ada pesanan saja. Jika ingin memesan pelanggan akan menghubungi Isse melalui telpon genggam. Setelah itu transaksi dilakukan disuatu tempat yang telah disepakati.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi