Mbak Ita Mengusulkan Formasi PPPK Khusus Pustakawan

Kamis, 05 Oktober 2023 – 07:15 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat menerima kunjungan kerja Komisi X DPR RI, di Balai Kota Semarang, Rabu (4/10/2023). (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)

jpnn.com - SEMARANG - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengusulkan pembukaan penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) formasi pustakawan.

Mbak Ita, panggilan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyampaikan usulan itu sebagai langkah memperkuat perpustakaan.

BACA JUGA: UU ASN Baru, Honorer Tenaga Teknis & GTT Layak Diangkat PPPK Tanpa Tes

Usulan itu disampaikan Mbak Ita saat menerima kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Balai Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Alhamdulillah, hari ini Komisi X hadir kembali ke Kota Semarang. Kami tadi juga minta dibukakan PPPK khusus untuk pustakawan," kata Mbak Ita di Semarang, Rabu (4/10).

BACA JUGA: UNS Surakarta Buka Penerimaan CPNS Dosen dan PPPK Nakes, Silakan Mendaftar

Menurut Mbak Ita, karena Pemerintah Kota Semarang sudah tidak bisa mengangkat tenaga non-aparatur sipil negara (ASN), maka untuk memenuhi kebutuhan pustakawan hanya bisa dilakukan perekrutan lewat seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau PPPK.

Mbak Ita mengatakan Pemkot Semarang memberikan perhatian besar terhadap perpustakaan, termasuk penempatan lokasi Perpustakaan Kota Semarang di kawasan Tembalang, agar dekat aksesnya dengan kampus.

BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2023 & PPPK Masih Terkendala e-Meterai, Ada Usulan Kembali ke Manual, Setuju?

"Harapan kami, sebenarnya kenapa menempatkan perpustakaan di Tirto Agung, karena yang banyak membutuhkan di situ dengan banyak politeknik dan universitas. Jadi, tidak muspro (sia-sia)," ungkap perempuan pertama yang menjadi wali kota Semarang itu.

Dia mengatakan pemilihan lokasi itu juga hasil pembelajaran dari sebelumnya, yakni penempatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di lokasi yang luas, tetapi jauh.

"Kami belajar dari masa lalu, yakni di DPMPTSP yang (lokasinya) jauh. Memang tempat luas dan sesuai aturan, tetapi ternyata tidak sesuai yang diinginkan masyarakat," katanya.

Selain itu, dia menambahkan Pemkot Semarang juga mengajukan anggaran bantuan dari dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan perpustakaan meski prosesnya belum rampung.

"Memang persyaratannya agak rumit, ya, gedung harus luas sekian, dan sebagainya. Sebenarnya di Tirto Agung luasnya sudah 3.000 meter persegi, tetapi dari penilaian ruang 'outdoor'-nya terlalu besar," katanya.

Padahal, Ita mengatakan bahwa konsep perpustakaan di Tirto Agung memang dibuat lebih banyak "outdoor" ketimbang "indoor" untuk memfasilitasi anak muda yang lebih nyaman berada di luar ruangan.

Anggota Komisi X DPR  Sofyan Tan menilai pustakawan memiliki peran vital dalam pengembangan perpustakaan. Terlebih lagi, lanjut dia, perpustakaan adalah jendela dunia.

Dia menganalogikan mobil bagus jika tidak dipegang oleh sopir yang ahli, maka tak akan benar jalannya. Begitu juga perpustakaan yang bagus, jika tidak ditangani pustakawan atau orang yang ahli di bidangnya tidak akan berkembang.

"Perpustakaan biasa, tetapi punya SDM yang bagus dengan pustakawan yang bagus maka bisa mengelola perpustakaan menjadi hidup. Karena dia (pustakawan) tahu (mengelola perpustakaan)," ungkapnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler