jpnn.com, DEPOK - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, Revolusi Mental dibutuhkan karena Indonesia membutuhkan strategi pembangunan budaya dan pembentukan manusia yang berkarakter serta berjiwa kuat.
Puan menyampaikannya saat memberi arahan dalam Forum Pendidikan Kader PDI Perjuangan bertema Strategi Budaya untuk Penyebaran Trisakti, Nawacita, dan Revolusi Mental di Kinasih Resort and Conference, Cilangkap, Depok, Jawa Barat, Minggu (14/5).
BACA JUGA: Fahri Dihadang, Masinton: Hati Saya Miris dan Prihatin
Menurut Puan, Revolusi Mental yang digagas dan dipelopori oleh Bapak Pendiri Bangsa Bung Karno pada 1957 masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi kebangsaan Indonesia sekarang.
Adapun situasi dan kondisi kebangsaan yang butuh Revolusi Mental, antara lain, pudarnya semangat dan jiwa, gaya berpikir yang meniru penjajah, dan penyelewengan di lapangan politik, ekonomi, serta kebudayaan.
BACA JUGA: Hasto Dorong Kader PDIP Meneladani Jiwa Berkorban TNI dan Polri
“Kita dapat mulai gerakan ini (Gerakan Nasional Revolusi Mental/GNRM) dengan mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Lalu dilanjutkan dengan membangun karakter yang penuh integritas, etos kerja, dan gotong royong. Kalau sudah terwujud, tujuan nasional juga akan tercapai yaitu kehidupan bernegara yang berlandaskan Pancasila dan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, berdikari atau mandiri, dan berkepribadian," ucap Puan.
Menurut anak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu, tiga nilai Revolusi Mental tengah diupayakan menjadi budaya baru keseharian masyarakat.
BACA JUGA: Megawati: Ganti Boleh, tapi Siapa Orangnya?
Yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong. Caranya dengan terlebih dahulu melibatkan peran pemerintah, baik pusat dan daerah selaku enyelenggara negara sesuai dengan Inpres No. 12/2016.
Dalam inpres itu disebutkan bahwa layanan publik kepada masyarakat diselenggarakan dengan tertib, bersih, mandiri, dan bersatu.
Sedangkan di bidang pendidikan, GNRM adalah dengan memasukkan kembali segala nilai pendidikan Pancasila dan karakter.
“Gerakan Nasional Revolusi Mental di tengah masyarakat dan kalangan dunia usaha adalah meminta kepeloporan mereka dalam hidup sehari-hari sebagai penghayatan atas tiga nilai Revolusi Mental tadi,” kata Puan.
“Kemenko PMK, sebagai kementerian yang saya pimpin sejauh ini sudah memulainya dengan gencar mengampanyekan gerakan Indonesia Melayani, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Mandiri, dan Indonesia Bersatu,” tutur Puan.
Kemenko PMK juga sudah mulai menjadikan Revolusi Mental sebagai tema kuliah kerja Nnyata mahasiswa di beberapa universitas sejak dua tahun lalu.
“Kita jadikan mahasiswa itu sebagai agen perubahan yang membawa berbagai misi dari nilai Revolusi Mental,” sebut Puan.
Dalam arahan yang diberikan kepada 109 kader tersebut, Puan juga mengingatkan pentingnya toleransi antarsuku dan agama supaya persatuan Indonesia terjaga.
Bagi para kader PDI Perjuangan, lanjut Puan, Revolusi Mental dalam lingkup struktural harus diterjemahkan dengan menjadi sosok yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
Caranya dengan giat melakukan pendampingan, pembelaan, pelayanan masyarakat, dan musyawarah mufakat untuk membangkitkan kembali kejayaan koperasi sebagai pelopor model usaha ideal bagi masyarakat Indonesia.
Puan juga mengingatkan kader PDIP yang kini duduk di parlemen untuk selalu mendahulukan kepentingan rakyat.
Kader PDIP di parlemen juga diminta menjaga citra sebagai wakil rakyat, mengawal kebijakan program yang berpihak kepada rakyat, dan musyawarah mufakat memperjuangkan pembangunan di daerah pemilihan.
Tak hanya itu, Puan juga mengimbau kader PDIP yang berkiprah di pemerintahan untuk selalu mendorong alokasi anggaran dan program kerakyatan berorientasi pada pelayanan publik.
Puan juga meminta kader PDIP memiliki respons yang cepat terhadap permasalahan rakyat, memperkuat produktivitas lokal serta meningkatkan pula produktivitas koperasi.
"Janganlah kita mencari kepeloporan mental pada orang lain. Carilah kepeloporan mental itu pada diri kita sendiri,” pesan Puan sambil mengutip pidato Bung Karno pada 1962. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Punya Tim Khusus Pemantau Akun Medsos Penebar Fitnah
Redaktur & Reporter : Adek