Mbak Rerie Minta Efektivitas Pencegahan DBD Ditingkatkan

Senin, 06 Mei 2024 – 22:30 WIB
Arsipf foto - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat berbicara dalam acara workshop kewirausahaan mahasiswa di Aula Fakultas Kedokteran, Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (25/11/2023). ANTARA/HO-MPR RI

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat atau Mbak Rerie, mengingatkan supaya efektivitas pencegahan demam berdarah dengue (DBD), seperti menguras, mengubur, dan menutup (3M) harus ditingkatkan.

Dia menegaskan tren peningkatan kasus DBD dan jumlah orang yang meninggal harus segera diatasi dengan langkah yang efektif.

BACA JUGA: Tahun Ini Kasus DBD Tertinggi Terjadi di Sumsel 

"Gerakan preventif harus benar-benar diterapkan dengan tepat sasaran," kata Mbak Rerie dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (6/5).

Politikus Partai NasDem itu mengatakan sejumlah upaya untuk mewujudkan sebuah gerakan pencegahan DBD harus masif dilakukan.

BACA JUGA: Vaksinasi Jadi Salah Satu Solusi Mencegah DBD

Terlebih, lanjut dia, faktor geografis Indonesia yang dipengaruhi perubahan cuaca dan iklim tropis, menjadi tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus demam berdarah, aedes aegypti.

"Terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang berpotensi meningkatkan populasi nyamuk aedes aegypti harus diimbangi dengan upaya pencegahan yang lebih masif dan terukur dengan melibatkan aparat dan masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA: DBD Jadi Momok Menakutkan di Banyuwangi, Periode Januari-April 205 Kasus, 4 Orang Meninggal Dunia

Mbak Rerie pun mendorong para pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah agar berperan aktif dalam upaya pencegahan DBD di tanah air.

Dengan demikian, tambah dia, jumlah kasus DBD di Indonesia dapat ditekan dan berkurang dari tahun ke tahun.

"Saat ini dibutuhkan keseriusan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dalam upaya pencegahan DBD, yang merupakan bagian dari langkah negara memberi perlindungan kepada setiap warganya dari berbagai ancaman, termasuk ancaman kematian akibat DBD," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa terdapat 621 kematian akibat DBD pada minggu ke-17 tahun 2024, sementara itu pada periode yang sama di 2023 terdapat 209 kematian.

Dalam keterangan yang diterima dari Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (2/5), pada minggu ke-17 terdapat 88.593 kasus DBD, sementara pada periode yang sama pada 2023 ada 28.579 kasus. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler