jpnn.com, JAKARTA - Mbak tutut – panggilan akrab Siti Hardiyanti Rukmana – menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Darusaalam, Fatmawati, Jakarta Selatan. Kehadiran Mbak Tutut sekaligus memenuhi undangan dan bersilaturahmi dengan jemaah Majelis Taklim Faqihatuddin.
Mbak Tutut mengajak jemaah yang hadir senantiasa menanamkan sifat sabar. Sabar merupakan salah satu akhlak yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya. Putri sulung Soeharto ini juga mengingatkan jemaah agar tak sedikitpun menjadi pribadi pendendam.
BACA JUGA: Peringatan Maulid Nabi Momentum Teladani Akhlak Rasul
Mbak Tutut cerita peristiwa bersejarah 20 tahun silam, sewaktu Presiden Soeharto memilih berhenti dari jabatannya. Saat itu, ia dan saudara-saudara kandungannya dipanggil menghadap. "Waktu bapak berhenti jadi presdien kami anak-anaknya dipanggil," ujar Mbak Tutut, Sabtu (22/21)
Saat itu Soeharto mengutarakan niatannya untuk berhenti menjadi presiden. Soeharto berhenti karena sebagian rakyat memintanya mundur. "Kenapa bapak berhenti, karena sudah diminta rakyat," ujar Mbak Tutut.
BACA JUGA: Gelar Mauludan, Jaga Ukhuwah & Jauhi Fitnah di Tahun Politik
Pernyataan Soeharto membuat anak-anaknya terkejut, "Pak kenapa, bapak tidak melalukan sesuatu, karena yang sayang bapak juga banyak," ucap Mbak Tutut.
"Jangan, kalau diteruskan nanti bisa perang saudara," ujar Mbak Tutut menirukan kalimat Pak Harto saat itu. Soeharto mengumumkan pemberhentian dirinya. Soeharto berhenti dengan hati legowo.
BACA JUGA: Menhub: Bicara Optimistis Merangsang untuk Berbuat Baik
Soeharto sempat berpesan kepada putra-putrinya. Dia ingin anak-anaknya menjadi pribadi penyabar. Ia juga meminta agar mereka tidak menjadi pendendam. "Sampai saat ini kami terus mengikuti kata bapak, ingat sabar dan jangan dendam," terangnya.
Mbak Tutut merasa bersyukur karena lahir dari seoarang ayah dan ibu yang teguh memegang ajaran Rasulullah. "Bapak ternyata mengikuti apa kata Rasulullah yang selalu sabar dan tidak pernah dendam. Alhamdulillah, saya lahir dari orang tua saya yang demikian," paparnya.
Kiai Munahar Mukhtar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, pada awal ceramahnya di acara tersebut, ia mengajak jemaah turut mendoakan Mbak Tutut dan keluarganya. "Mbak Tutut kami doakan sehat terus. Kami kangen zaman Pak Harto. Mudah mudahan besok sama pemimpinnya seperti Pak Harto," kata Munahar.
Pimpinan Majelis Taklim Faqihatuddin, Umanah Hulwani Hidayat, merasa senang Mbak Tutut bersedia memenuhi undangannya. Dia mengaku, sudah lama menantikan kehadiran Mbak Tutut di majelisnya.
"Ada sekitar lima ribu jamaah yang hadir, mudah-mudahan terlepas semua capeknya. Kemaren kita cuma bisa lihat Mbak Tutut di televisi doang, sekarang ayo dipandangi," ucapnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersama Jokowi, Menhub Hadiri Maulid Nabi di Palembang
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad