jpnn.com, ACEH - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) mendukung terselenggaranya pertemuan antara TNI, Polri, dan ulama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) di gedung serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Kamis (19/4).
Pertemuan itu dihadiri Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Tito Karnavian, Kepada Staf Angkatan Darat (KSAD) Mulyono, dan segenap perwakilan ulama Aceh.
BACA JUGA: Polri Jelas, Tunda Penyidikan Calon Kepala Daerah
"Soliditas dan sinergi antara TNI, Polri, dan ulama harus terus diperkuat. Ulama contoh terbaik sebagai motor penggerak menjaga keutuhan bangsa," kata Hadi.
Tito juga mengatakan hal senada. Dalam kesempatan itu, Tito meminta ulama Aceh turut memelihara situasi keamanan pada tahun politik.
BACA JUGA: Tito: Istilah Muslim Cyber Army Bukan dari Polri
"Peran ulama sangat sentral untuk menetralisasi masalah hoaks dan berbagai ujaran kebencian di tahun politik. Lewat dakwah yang sejuk, tahun politik yang biasanya panas bisa jadi adem," tutur Tito.
Sementara itu, pemimpin Pondok Pesantren Ummul Aiman sekaligus Rais Syuriah PWNU Aceh Nuruz Zahri Yahy, mengaku sangat senang dengan terselenggaranya silaturahmi antara TNI, Polri, dan ulama.
BACA JUGA: Panglima Mutasi dan Promosi Jabatan 35 Pati TNI
"Pertemuan ini pertama kali dalam sejarah. TNI, Polri dan ulama dapat berkumpul jadi satu. Saya mewakili para ulama di Aceh mengucapkan terima kasih banyak. Suasana ini sangat bersahabat. Semoga terus berlanjut," ujar Nuruz.
Dia menambahkan, TNI, Polri dan ulama memiliki tugas dan peran masing-masing.
"TNI simbol kedaulatan. Polri simbol keamanan. Ulama itu simbol persatuan umat. Jadi, semua punya tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI," tambah Nuruz.
Di sisi lain, Sekjen PB MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan, pertemuan itu sangat istimewa karena tiga unsur penting komponen bangsa berkumpul.
"Pertemuan antara panglima TNI dan Kapolri saja sudah istimewa. Apalagi ini ditambah dengan ulama. Tentu superistimewa," kata Hery.
Menurut Hery, pertemuan tersebut menjadi simbol bahwa prospek masa depàn kedaulatan dan keamanan di Indonesia semakin cerah.
"Pertemuan ini menandakan cerahnya masa depan kedaulatan dan keamanan di negeri ini. Ini merupakan sejarah baru yang layak dicontoh," tambah Hery.
Dia menjelaskan, upaya mendorong terselenggaranya silaturahmi antarkomponen bangsa melalui sebuah dialog dan halakah termasuk bagian dari pilar gerakan MDHW.
Seperti diketahui, ada empat pilar gerakan MDHW, yakni halakah, zikir, gerakan sosial, dan pemberdayaan umat.
Selain menggelar silaturahmi bersama panglima TNI dan Kapolri, MDHW juga mengadakan pertemuan di sejumlah daerah.
Di antaranya, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat. Tur panglima TNI, Kapolri, dan MDHW ini akan berlangsung hingga 23 April 2018. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 6 Rekomendasi Penting Hasil Rakernas I MDHW
Redaktur & Reporter : Ragil