JAKARTA - PT Medco Energi International Tbk (MEDC) pada Oktober mendatang menargetkan bakal kembali melanjutkan tahap pengembangan dan pembuatan fasilitas produksi di wilayah kerja Area 47 di Libya yang sebelumnya dihentikan lantaran gejolak politikKondisi di Libya dinilai sudah kondusif, sehingga kegiatan siap dimulai kembali.
"Mudah-mudahan bulan depan sudah mulai beroperasi
BACA JUGA: Impor Tiongkok Turun, Malaysia Tajam
Kemanan, menurut laporan sudah menjadi lebih baik, email, komunikasi, semuanya sudah berjalan," kata Direktur Medco Lukman Mahfoedz di Jakarta, Selasa (20/9).Saat ini, Medco sedang membuka kembali kantor mereka yang terletak di Tripoli dan sudah ada 60 karyawan yang berada di Tripoli
BACA JUGA: IHSG Bakal Kukuh di Zona Hijau
Di lapangan, kita masih harus memanggil subkontraktor," ucap Lukman.Dia menjelaskan, pihaknya hingga saat ini belum memulai produksi, tapi masih dalam tahap eksplorasi untuk selanjutnya diteruskan dengan pengembangan
Meski sempat terhenti, lanjut Lukman, pihaknya memastikan tidak ada kenaikkan jumlah investasi
BACA JUGA: Penjualan Motor Terdongkrak Panen Tembakau
Berdasarkan kontrak Production Sharing Contract (PSC), untuk pengembangan menghabiskan investasi sebesar USD 800 juta"Tapi kita menanggung 25 persen walau saham kita di sana 50 persenTapi pemerintah sana berdasarkan kontrak menanggung 50 persen," katanyaBegitupun dengan kontrak tak mengalami perubahan walaupun pemerintahan di negeri itu dalam masa transisiSebelumnya Lukman menyatakan dirinya menyambut baik pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa yang mendukung proses transisi demokrasi damai di Libya yang dilakukan melalui Dewan Transisi Nasional Libya (National Transition Council-NTC), serta dukungan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara terhadap semua upaya yang sedang berjalan yang melibatkan Dewan Transisi Nasional untuk mendorong rekonsiliasi dan membentuk Libya yang demokratis dan stabil sesuai dengan aspirasi dan keinginan rakyat Libya.
Lukman mengatakan pihaknya telah menerima kabar dari mitra kerjanya, Libyan Investment Authority (LIA), bahwa NTC telah menunjuk kembali Mohammed HLayas sebagai Chairman dari Board of Directors LIA, dan Rafik ANayed sebagai Chief Executive Officer LIALIA adalah badan pengelola keuangan yang didirikan oleh Pemerintah Libya pada 2006 untuk mengelola pendapatan negara yang berasal dari minyak dan saat ini memiliki aset lebih dari USD 65 miliar(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... XL Cari Utangan Rp 10 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi