Media Asing Soroti Dukungan Ulama Abu Bakar Ba'asyir untuk Anies di Pilpres 2024

Kamis, 08 Februari 2024 – 07:33 WIB
Sorotan media asing soal dukungan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kepada calon presiden nomor urut 1 di Pilpres 2024 Anies Baswedan. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Media investigasi asing Open Source Investigasion menyoroti dukungan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kepada calon presiden nomor urut 1 di Pilpres 2024 Anies Baswedan.

Dalam artikel berjudul 'Indonesia: Backers of 2002 Bali terror attack get into mainstream political arena', media asing tersebut menulis capres Anies Baswedan mendapat dukungan dari seorang ulama yang pernah menjadi pemimpin spiritual kelompok ekstremis di balik pemboman Bali tahun 2002.

BACA JUGA: Saifullah Yusuf Tolak Capres yang Didukung Abu Bakar Baasyir, Reza Indragiri Punya Analisis Begini

"Serangan teroris paling mematikan di negara ini," tulis Open Source Investigasion dikutip Kamis (7/1).

Dalam ulasannya, Open Source Investigasion mengatakan dukungan tersebut diberikan Abu Bakar Ba'asyir melalui rekaman suara yang beredar di media sosial beberapa minggu sebelum Indonesia yang merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia ini mengadakan pemilihan presiden.

BACA JUGA: Pimpin Upacara HUT Ke-77 RI, Menko Muhadjir Salam Takzim kepada Ustaz Abu Bakar Baasyir

"Abu Bakar Ba'asyir menggambarkan Anies sebagai kandidat yang akan berusaha memerintah negara ini dengan hukum Islam semaksimal mungkin," tulisnya lagi,

Tulisan tersebut juga menampilkan analis dari peneliti senior Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) Muhamad Taufiqurrohman yang mengatakan meskipun dukungan ulama tersebut dapat membantu memenangkan beberapa suara, namun juga dapat menjadi bumerang bagi Anies.

BACA JUGA: Akhirnya Akui Pancasila, Abu Bakar Baasyir: Dasarnya Tauhid

“Deklarasi Abu Bakar Ba'asyir akan berdampak buruk bagi Anies, karena memperkuat pandangan masyarakat bahwa Anies adalah bapak politik identitas yang didukung oleh kelompok radikal,” kata Taufiqurrohman dikutip dari artikel itu.

Masih berdasarkan artikel tersebut, Taufiqurrohman menilai Ba'asyir mendukung Anies dikarenakan dipandang sebagai calon presiden yang paling mungkin mendukung penerapan hukum syariah dan pembentukan khilafah di Indonesia.

Abu Bakar Ba'asyir bukanlah satu-satunya tokoh garis keras yang mendukung Anies.

Media ini juga menyoroti nama Ustaz Abdul Somad yang yang ditolak masuk ke Singapura pada tahun 2022.

"Dukungan dari ulama garis keras berfungsi sebagai pengingat bagi komunitas non-muslim di Indonesia dan muslim moderat mengenai apa yang dilakukan Anies terhadap Ahok pada tahun 2017, dan akan menghalangi (mereka) untuk memilih dia,” kata Alexander Arifianto, peneliti senior di Rajaratnam School of International Studies (RSIS) yang berbasis di Singapura di artikel itu.

"Anies juga menghadiri aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan 212 pada 2 Desember 2016 ketika kelompok Islam pertama kali berdemonstrasi melawan Ahok. Dia (Ahok) kemudian dipenjara atas tuduhan penistaan agama terkait dengan komentar yang dia buat saat kampanye," jelas Alexander.

Lebih lanjut Alexander dalam artikel tersebut menyampaikan Anies sempat menuai kritik ketika pada 2017 silam dalam pidato pelantikannya sebagai Gubernur Jakarta memicu ketegangan etnis dan agama.

Saat itu dia mengatakan 'pribumi' (pribumi atau penduduk asli Indonesia) harus mengambil kembali kendali negara dari pengaruh 'kolonial'.

Kata 'pribumi' dianggap tidak mencakup kelompok etnis, seperti orang Indonesia Tionghoa atau orang Indonesia India yang telah tinggal di negara ini.

Penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa sebagian besar beragama Islam, namun terdapat banyak kelompok minoritas Kristen, Hindu dan Budha serta ratusan kelompok etnis. (mar1/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler