Medsos Hanya Alat, Gus Muwafiq Sebut Unsur Penting dalam Berdakwah

Senin, 18 April 2022 – 00:20 WIB
Gus Muwafiq dalam dialog Inspirasi Ramadan program ngabuburit bertajuk Dakwah Melalui Media Sosial yang dipandu Abdul Ghani di akun BKN PDI Perjuangan di YouTube, Minggu (17/4). Foto: BKN PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH. Ahmad Muwafiq menilai media sosial merupakan salah satu alat untuk menyampaikan dakwah. Pria yang akrab disapa Gus Muwafiq itu menyampaikan ada unsur penting yang harus diutamakan dalam berdakwah.

"Yang terpenting adalah ruhu dakwah. Roh dalam berdakwah, semangat dalam berdakwah," kata Gus Muwafiq dalam dialog Inspirasi Ramadan program ngabuburit bertajuk Dakwah Melalui Media Sosial yang dipandu Abdul Ghani di akun BKN PDI Perjuangan di YouTube, Minggu (17/4).

BACA JUGA: Ganjar Bareng Gus Muwafiq Datangi Makam Bung Karno di Blitar

Gus Muwafiq menilai pentingnya menanamkan roh dalam berdakwah yang bertumpu pada nilai-nilai dan tuntunan Al-Qur'an. Dia menuturkan materi dakwah dan penyampaiannya harus mengandung nilai-nilai penting ajaran Islam tersampaikan dengan baik.

"Roh dakwah itu teksnya ada, yang pertama dengan hikmah. Mau media apa pun jangan meninggalkan hikmah," jelas Gus Muwafiq.

BACA JUGA: Gus Muwafiq Sebut Konsep Budaya dan Agama Ditakdirkan Bersatu

Gus Muwafik menjelaskan ada urutan-urutan yang harus dijaga dalam menyampaikan dakwah di media sosial. Pendakwah harus menjaga etika dan tata krama ketika hendak menuliskan atau menyampaikan buah pikiran.

Dia menilai media sosial memungkinkan siapa pun melakukan apa saja tanpa ada batas. Namun, ide dan tulisan yang terjaga akan mampu menebar kebajikan.

BACA JUGA: Ribut Tumpengan dan Sedekah Bumi, Begini Penjelasan Gus Muwafiq

"Tulislah yang bagus, yang tentunya mengandung nilai-nilai mauidzah hasanah (contoh yang baik)," jelas Gus Muwafik

Lebih lanjut Gus Muwafik menjelaskan, setelah terpenuhi hikmah dan contoh yang baik, maka langkah selanjutnya adalah berdebat. Dia menilai berdebat juga harus sesuai tuntunan Islam dan menyampaikan dengan kebajikan.

Dia menyadari para pendakwah dalam satu kesempatan tidak bisa menghindari debat. Namun, dia menyarankan dai cukup menyampaikan pendapat dengan hikmah dan contoh yang baik.

Ulama kelahiran Lamongan, Jawa Timur itu juga merasakan media sosial merupakan ruang dialog yang dapat membangun perdamaian dan kerukunan. Namun di sisi lain, juga bisa menimbulkan permusuhan. Tergantung bagaimana pembawaan setiap orang.

Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu juga mengakui selama ini tidak pernah secara khusus berdakwah di media sosial. Namun, kenyataannya ceramahnya viral di media sosial melalui jejaring yang sering kali tidak terkontrol dan terbendung.

"Saya sendiri itu tidak pernah secara khusus ngomong di media sosial, tetapi kemudian rekaman ngaji saya ini dibawa ke media sosial. Artinya, saya tetap ngomong sama ribuan orang," jelas Gus Muwafiq.

Selain itu, Gus Muwafiq menyentil fenomena yang sedang tren akhir-akhir ini. Tidak sedikit pengguna medsos melakukan sesuatu demi mendulang penonton dan interaksi supaya masuk dalam daftar trending topik.

Gus Muwafiq mengingatkan fenomena ini harus membuat pendakwah berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat. Sebab, tidak ada yang pernah tahu apakah ungkapannya itu akan viral atau tidak. Meskipun tidak ada maksud untuk viral, tetapi ada pihak lain yang berusaha untuk mengeksposenya.

"Saya sendiri tidak tahu kalau pengajian-pengajian saya itu ada di media sosial, biasanya itu panitianya, dan sering kali memberikan judul yang mengundang orang untuk membuka," pungkas Gus Muwafiq. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Temui Warga Wadas, Gus Muwafiq: Dia Tak Cuci Tangan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler