Medsos Jadi Alat Komunikasi Teroris

Senin, 09 Januari 2017 – 14:00 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Potensi ancaman terorisme pada 2017 dinilai sangat besar.

Karena itu, Indonesia harus benar-benar mewaspadai kombatan WNI yang 'mudik' dari Suriah dan Irak.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Penulis I Love ISIS di Facebook DAAI TV

Selain itu, media sosial yang terbukti menjadi ajang penyebaran dan komunikasi pelaku terorisme juga harus diwaspadai.

Pengamat Intelijen Marsda TNI (pur) Prayitno Ramelan mengatakan, terorisme adalah ancaman global.

BACA JUGA: Duaaarrr!!! Area ISIS Digempur

Dikendalikan dari Suriah dan Irak, ISIS terus melancarkan aksi-aksi terorisme di seluruh dunia.

Itu dibuktikan dengan aksi-aksi terorisme di Indonesia 2016 lalu yang terbukti dikendalikan Bahrun Naim dari Raqqa.

BACA JUGA: ISIS Klaim Serangan Istanbul

Sejauh ini, belum diketahui adanya dukungan dana besar lewat Bahrun Naim ke sel-selnya di Indonesia.

Justru yang harus diperhatikan adalah perintah juru bicara ISIS Muhammad Al Adnani.

Sebelum tewas, dia memerintahkan sel-sel di setiap negara melakukan aksinya di negaranya masing-masing.

Perintah itu dikeluarkan karena posisi ISIS terus tertekan, terutama di Mosul, Irak.

"Jadi para jihadis yang sekarang berada di Suriah dan Irak disuruh pulang dan ISIS akan membagi-bagikan sumber daya dan dana kepada mereka untuk membiayai operasi terorisme mereka. Saat ini masih ada 500 WNI di Raqqa, Suriah. Bayangkan kalau mereka pulang ke Indonesia, sementara hukum di Indonesia belum jelas," ungkap Prayitno di Jakarta, Senin (9/1).

Menurut Pray, panggilan karib Prayitno, Mosul akan menjadi pemicu perintah Al Adnani tersebut.

Dia meyakini, bila Mosul jatuh, ISIS juga akan habis dan kombatan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, bakal pulang.

"Ini harus diantisipasi dan jangan pernah memandang sebelah mata keberadaan para kombatan tersebut. Mereka telah terlatih dan mendapat latar motivasi, juga didoktrinasi dengan wawasan ideologis ISIS," terang Pray.

Fakta itulah, lanjut Pray, yang bisa memunculkan bahaya ancaman terorisme yang muncul pada 2017 akan lebih besar.

Dia sudah memperkirakan sejak 2014 lalu. Apalagi, pada 2016 lalu, sel-sel terorisme di Indonesia masih banyak dan muncul di bawah kendali Bahrun Naim.

Seperti bom Thamrin, aksi lone wolf di Medan dan Tangerang, serta rencana teror bom di Bintara, Bekasi.

Khusus di tanah air, Pray meyakini bahwa ISIS menyerahkan ke orang Indonesia seperti Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Abu Jandal.

Untuk Abu Jandal, Pray belum yakin pria asal Pasuruan sudah tewas.

Sebab, dari kabar terakhir yang diterima, Abu Jandal justru berada di perbatasan Suriah-Irak dan memimpin Khatibah Nusantara.

Dari ketiga orang itu, Bahrun Naim dinilai yang paling lihai karena banyak belajar strategi, ilmu intelijen, dan komunikasi dengan jaringan terorisme lain selama berada di Suriah.

Bahrun Naim juga piawai memainkan media sosial untuk menggerakkan sel-selnya di Indonesia tanpa saling mengenal.

"Media sosial ini juga harus diwaspadai. Mereka mudah sekali menyusup di media sosial melalui pemberitaan, gambar, dan video. Saya juga mengkhawatirkan Bahrun Naim ini mampu memotivasi sel-sel tidur di sini untuk melakukan aksi teror Lone Wolf (aksi sendirian). Aksi teror Lone Wolf ini sangat sederhana. Mereka bisa beraksi tanpa bom atau senjata, cukup dengan senjata tajam," kata Pray.

Selain itu, Prayitno Ramelan juga menggarisbawahi peran media.

Menurutnya, aksi terorisme sangat mengharapkan diberitakan besar-besaran oleh media massa.

Ironisnya, media selalu memberikan porsi pemberitaan yang besar setiap terjadi aksi terorisme.

Padahal, tanpa disadari, hal itulah yang diinginkan pelaku terorisme yaitu mendapat pemberitaan gratis.

"Aksi terorisme tidak ada artinya tanpa diberitakan media. Karena itu, media harus menyadari dan tidak terlalu membesarkan aksi terorisme. Intinya, media harus bijak dalam menyikapi aksi terorisme," pungkas Prayitno.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas!! Anggota ISIS Cukur Jenggot, Menyamar Warga Sipil


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ISIS  

Terpopuler