Mega : 2010 Tahun Pembangkangan Hukum

Minggu, 09 Januari 2011 – 13:16 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan tahun 2010 telah diwarnai dengan memburuknya kepatuhan pada hukum yang merupakan fondasi dari tertib sosial dan rasa saling percayaMantan Presiden RI ke lima itu berpendapat, hukum seolah-olah ditampilkan sebagai garda terdepan untuk melayani keadilan

BACA JUGA: Saksi Tiga Pasangan Tolak Teken

Begitu banyak kasus hukum yang dipamerkan.

“Penegakan hukum telah kehilangan martabat dan substansi keadilan, sehingga hukum lebih mudah ditegakkan pada rakyat jelata, namun tidak berdaya ketika menghadapi ”mafia pajak” Gayus Tambunan, kejahatan perbankan seperti kasus Bank Century, serta pencurian kekayaan alam kita
Hal inilah yang menjadi masalah pokok kita selama tahun 2010, hukum justru takluk di telapak kaki kekuasaan,” kata Megawati dalam rilis Minggu (9/1).

Menurut Mega, dalam situasi hukum yang seperti inilah, maka metode ”street justice” marak berkembang

BACA JUGA: Pragmatisme Politik Bakal Berlanjut

Kita menyaksikan betapa tahun 2010 ditandai oleh hadirnya kelompok dan individu yang merasa memiliki hak moral untuk bertindak atas nama hukum dan keadilan
Mereka membakar,mereka mengusir, mereka mengadili, bahkan ada yang terbunuh atas nama hukum, agama dan keadilan tanpa negara dapat berbuat banyak.

Tahun 2010 mengungkapkan tantangan dan keprihatinan yang tidak kalah gentingnya

BACA JUGA: Panggung Politik 2011 Makin Kejam

Ada paradoks yang luar biasa terhadap prestasi perekonomian kitaSecara statistik, telah terjadi peningkatan prestasi makro ekonomi, namun di ujung ekstrim yang lain, terdengar suara rintihan bagian terbesar rakyat kelas bawah yang semakin terhimpit secara ekonomi dan tercampak secara sosial.  Tingkat kemiskinan terus bertahan sementara angka pengangguran terus bertahta angkuh pada tingkat yang mencemaskan.

“Dalam perspektif ekonomi nampak sebuah kondisi yang secara ideologis berseberangan dengan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaKondisi ini merupakan lahan yang sangat subur bagi bersemainya benih-benih ketidak puasan yang bisa berubah menjadi kekuatan yang mengancam persatuan bangsaArah pembangunan dan pengelolaan ekonomi yang bertumpu pada mekanisme pasar telah membikin pemerintah lalai akan fungsi distribusi yang berkeadilanSudah saatnya kita canangkan kembali cita-cita kemakmuran yang berkeadilan sebagai skala prioritas tertinggi,” harap Megawati.

Sebagai bangsa, kualitas kepemimpinan kita semakin tergerus oleh ketidakmampuan di dalam menentukan ke arah mana bangsa ini akan berlayar dan membangun harapan serta optimisme terhadap masa depan bangsa.

“Saya paham betul bahwa tantangan yang dihadapi bangsa ini tidak kecil, tidaklah ringanKarena itulah diperlukan konsolidasi dan mobilisasi semua kekuatan kolektif kita sebagai bangsa untuk bergotong royong menjawab tantangan tersebutKonsolidasi ini bukan soal bagi bagi kekuasaanTetapi soal ideologi, soal masa depan bersama yang diidealkan, soal nation and character building; dan soal keberpihakan pada rakyat kita sendiri,” ujar Megawati.

Untuk itu semua, sebagai bangsa, harus berani memutar haluan dan mesti kembali mengukuhkan konsensus yang telah dicapai oleh para pendiri republik iniDan pegangan kita sebagai bangsa cukup sederhana, tapi sangat jelas yaitu Pancasila“Jalan ini mungkin tampak absurb bagi banyak orangTetapi di fase pertarungan ideologis global saat ini, saya berkeyakinan bahwa kembali ke Pancasila  adalah satu-satunya jalan yang tersisa bagi kita untuk bisa menapaki jalan menuju Indonesia yang kita cita-citakan,” tambahnya.

Dengan 4 pilar kehidupan berbangsa, maka bangsa Indonesia bisa melakukan evaluasi kembali, apakah kehidupan berbangsa dan bernegara telah sejalan dengan cita-cita proklamasi“Bukankah kita seharusnya gelisah, ketika demokrasi yang kita bangun ternyata hanya sekedar alat kekuasaan, bahkan alat barter politik kekuasaan?,” kata Megawati.

Secara khusus, Megawati juga menyoroti kesetiaan dan berkobarnya harapan rakyat dalam peristiwa sepakbola Piala AFF yang baru saja berlalu.

“Semangat itulah yang juga harus ditunjukkan oleh generasi muda kitaBagaimanapun juga kita memiliki  pekerjaan besar untuk menyiapkan generasi penerus bangsa agar mereka semakin sadar terhadap sejarahTerpanggil oleh cita-cita para pendiri republik, memahami arah ideal atas cita-cita besar kemerdekaan Indonesia sebagai jembatan emas yang memakmurkan seluruh rakyat tanpa kecuali,” ucapnya.

Negara Indonesia mendambakan generasi penerus yang selalu setia untuk mengembleng diri, dan dengan nasionalisme yang berkobar-kobar  untuk tampil lebih baik daripada pemimpin-pemimpin saat ini.“Sudah saatnya regenerasi bangsa ditempatkan secara ideal untuk melanjutkan kepemimpinan nasional di masa yang akan datang agar kembali jayalah Republik Indonesia yang kita cintai ini,” tutup Mega(pri/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinilai Turun, PKS Remehkan Survei LSI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler