Megawati: Kita Ini Bukan Demokrasi Liberal

Jumat, 21 Juli 2017 – 20:41 WIB
Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam pembekalan kepada para taruna dan taruni di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/7). Foto: Dery Ridwansah/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri selaku Presiden RI ke-5 memberikan pembekalan kepada 437 calon perwira remaja di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/7).

Sebagai mantan presiden dan Megawati berbagi pengalamannya agar calon perwira bisa paham akan pentingnya kesatuan.

BACA JUGA: Bekali Para Taruna TNI, Bu Mega Singgung Proxy War dan Penjual Bangsa

Dalam materi yang disampaikan, dia memaparkan makna kandungan dalam di tiap butir sila dalam Pancasila yang juga digagas oleh ayahnya, Presiden pertama Ir Soekarno.

Di sila pertama dia menyebutkan bangsa Indonesia adalah bangsa bertuhan. Ketuhanan itu dilaksankan dengan cara yang berkebudayaan tidak ada egoisme agama.

BACA JUGA: Polantas Dipukul Oknum TNI Hingga Bibir Terluka, Akhirnya…Alhamdulillah

Lalu di sila kedua, menurut dia, Bung Karno menegaskan cita-cita kemerdekaan Indonesia muncul dari perasaaan senasib sebagai bangsa terjajah.

Karena itulah Indonesia merdeka yang dibangun haruslah Indonesia yang mengejar cita-cita kemanusiaan, yakni bebas segala bentuk penjajahan.

BACA JUGA: Oknum TNI tak Pakai Helm Dihentikan Polantas, Buuk! Bibir Terluka


"Cita-cita ini melahirkan program Nation and Character Building guna menjadikan manusia indonesia yang merdeka, percaya diri dan terbebaskan dari mentalitas bangsa terjajah," papar dia.

Di sila ketiga, Megawati mengungkapkan, Indonesia adalah bangsa yang berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia. Menurutnya, hal itu inti dari sumpah pemuda.

"Sumpah pemuda telah meletakkan dasar yang kokoh, bagaimana Indonesia yang merdeka itu hadir sebagai negara kebangsaan," ujar Ketua Umum Partai PDI Perjuangan itu.

Kemudian di sila keempat, Megawati menyebutkan bagaimana Indonesia berdiri dengan penuh kepercayaan diri pada jati diri kepribadian bangsa.

Pasalnya, musyawarah adalah tradisi demokrasi yang hidup di Indonesia.

"Kita ini bukan demokrasi liberal. Contoh pokoknya sebagai warga dan bangsa boleh kemukakan pendapat. Tapi ada kewajibannya menjaga persatuan dan kesatuan. Kalau membahayakan tak bisa begitu dong," papar Megawati.

Lalu di sila kelima, Megawati menekankan ini merupakan cita-cita keadilan sosial juga sebagai koreksi atas demokrasi barat yang hanya mengedepankan aspek politik.

Di Indonesia, kata Megawati demokrasi harus mengutamakan kepentingan rakyat.

"Demokrasi dalam ranah politik pada saat bersamaan harus dilengkapi dengan demokrasi di bidang ekonomi, melalui cita kesejahteraan cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur," ucap Megawati.

Ibu dari Puan Maharani ini mengatakan, Indonesia mesti bersyukur karena Presiden Indonesia Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila.

"Dengan begitu keseluruhan filsafat nilai dan makna otentik setiap sila yang terkandung dalam Pancasila bisa selalu diingat," kata dia. (elf/JPG/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IKKT Pragati Wira Anggini Berperan Membawa Manfaat Bagi Masyarakat


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
TNI  

Terpopuler