jpnn.com - JAKARTA -Kongres PDI-Perjuangan tinggal menghitung hari. Isu tentang masih dibutuhkan atau tidaknya Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai Banteng Moncong Putih mulai menghangat. Bahkan berdasarkan hasil survey, sikap publik terhadap Megawati menunjukkan ambivalen, atau sikap yang bertentangan.
Menurut dosen Fisip Unair Haryadi, di satu sisi publik mengakui keberhasilan Megawati memimpin PDIP. Sedangkan di sisi lain, sebagian besar publik tak menginginkan Megawati kembali menjadi Ketum PDIP.
BACA JUGA: Interupsi! Kubu Agung di DPR Ngotot Minta Pergantian Fraksi
Haryadi menilai masih ada yang kurang dari survey-survey tersebut. Yakni, publik tidak ditanya bagaimana reaksinya jika internal PDIP ternyata masih membutuhkan Megawati sebagai pemimpin PDIP.
“Disinilah tampak ada pengetahuan dan kebutuhan yang tidak nyambung antara publik di luar partai dengan kader dan simpatisan PDIP,” kata Haryadi.
BACA JUGA: Anak Buah Megawati Nilai Survei Poltracking Soal PDIP Ngawur
Dia pun menilai bahwa sebagian besar publik di luar partai lebih banyak menerima informasi dari pemberitaan di media. Padahal, kerap kali informasi itu hanya mencerminkan realitas media daripada realitas faktual partai. “Jadi wajar jika sebagian besar publik punya persepsinya sendiri berdasar informasi media,” ujar Haryadi.
Sementara itu, kader dan simpatisan PDIP lebih punya pengalaman dan pengetahuan tentang dinamika partainya.
BACA JUGA: Jusuf Kalla Bersedih atas Berpulangnya Sahabat Pak Harto
Nah, berdasarkan dinamika di PDIP itulah, para kader dan simpatisan masih yakin terhadap kepemimpinan Megawati. Putri Proklamator Bung Karno itu masih diperlukan untuk menjaga konsolidasi partai, dan sekaligus menjaga kinerja Presiden Jokowi sebagai petugas partai.
“Jadi, keberadaan kepemimpinan Megawati di PDIP adalah keharusan untuk persiapan transisi kepemimpinan partai 5 tahun ke depan. Saya kira Megawati ingin memastikan konsolidasi, pondasi ideologi, dan regenerasi kepemimpinan partai sebesar PDI Perjuangan tak boleh serampangan,” ujarnya.
Menurut Haryadi, titik paling krusial bagi masa depan partai adalah konsolidasi partai di era transisi kepemimpinan. “Untuk kebutuhan itu, Megawati harus memimpin PDIP,” ujarnya. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Indonesia Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Lee Kuan Yew
Redaktur : Tim Redaksi