Megawati Meresmikan Rumah Adat, Monumen, dan Jalan Soekarno di Maluku

Senin, 21 Juni 2021 – 20:30 WIB
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meresmikan rumah adat atau baileo, jalan, dan monumen atas nama Proklamator RI Soekarno di Masohi, Maluku Tengah, Senin (21/6). Peresmian dilakukan secara virtual dari kediaman Megawati di Jakarta. Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meresmikan rumah adat atau baileo, jalan, dan monumen atas nama Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno di Masohi, Maluku Tengah, Maluku, Senin (21/6).

Putri Bung Besar itu melakukan peresmian secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Cara Berpakaian Bung Karno Memberi Dampak bagi Dunia

Peresmian itu bertepatan dengan peringatan haul ke-51 wafatnya Bung Karno.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga ikut hadir pada peresmian tersebut.

BACA JUGA: Wong Cilik Menjadi Sumber Inspirasi Bung Karno

Sementara di Masohi, hadir Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun dan Djarot Saiful Hidayat, bersama Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi.

Hadir juga Gubernur Maluku Murad Ismail dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.

BACA JUGA: Melebihi Megawati dan Prabowo, Airlangga Hartarto King Maker Paling Komplet di Pilpres 2024

Megawati menandai peresmian dengan meneken batu prasasti pembangunan infrastruktur tersebut di Jakarta.

Usai melakukan penandatanganan, Megawati mengatakan bahwa Bung Karno pernah berkeinginan Masohi menjadi ibu kota Maluku.

"Sebelum ada otonomi daerah, saya pernah ke Masohi dan saya melihat sebenarnya letaknya sangat memungkinkan," kata Megawati.

Dia mengatakan Bung Karno membuat kota itu bernama Masohi yang berarti gotong royong, yang terinspirasi dari intisari Pancasila.

Sebab, bila Pancasila diperas menjadi satu sila, intisarinya adalah gotong royong itu.

"Jadi Pancasila, maknanya adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia," kata Megawati.

Ketua Dewan Pengarah BPIP itu mengaku peresmian ini istimewa karena dilakukan pada Juni yang merupakan Bulan Bung Karno (BBK).

Di BBK, ada berbagai peristiwa bersejarah, termasuk lahirnya Pancasila pada 1 Juni, kelahiran Bung Karno pada 6 Juni, hingga wafatnya di 21 Juni.

"Sudah 51 tahun lalu Bung Karno wafat kembali ke hadirat Allah SWT. Terima kasih atas doa yang dipanjatkan. Banyak sekali yang mengirim doa haul 51 tahun ini kepada saya," kata Megawati.

Eks wakil presiden RI itu juga menilai meski Bung Karno sudah tidak ada secara fisik, tetapi cita-cita dan perjuangannya selalu hidup di Indonesia.

Murad Ismail mengatakan masyarakatnya sangat menghargai jasa Soekarno, yang pada 1957 meletakkan batu pertama pembangunan Masohi.

"Kami yakin beliau tak hanya melakukan pembangunan fisik saja, tetapi ada jiwanya dengan Masohi yang berarti gotong royong yang senapas dengan intisari Pancasila," kata Murad.

Dia mengharapkan kehadiran baileo, monumen, dan jalan Soekarno ini akan menjadi niat tentang kuatnya semangat perjuangan dan sikap kenegarawanan Putra Sang Fajar maupun pendahulu bangsa yang lain.

Tuasikal Abua mengatakan baileo itu dibangun di lokasi seluas lebih dari 3 ribu meter.

Sementara, monumen dibangun beserta sebuah patung Soekarno yang tingginya lebih dari 10 meter.

Jalan Ir. Soekarno yang diresmikan sepanjang kurang lebih 209 kilometer.

"Pemberian nama sejumlah tempat dan monumen itu sebagai wujud terima kasih segenap masyarakat Kabupaten Maluku Tengah, serta untuk tidak melupakan sejarah serta perjuangan Presiden Soekarno," kata Tuasikal. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler