Mekanisasi Pertanian Kunci Dongkrak Produktivitas Petani

Sabtu, 11 Desember 2021 – 13:58 WIB
Pemanfaatan modernisasi mekanisasi teknologi. Foto dok Kementan

jpnn.com, BATANGKALUKU - Ada banyak aspek ketika bicara peningkatan produksi petani. Tiga aspek menjadi pilar utama dalam konteks pengungkit produktivitas petani. Yakni teknologi, kebijakan pemerintah, dan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.

Hal itulah poin yang menjadi pegangan para pemangku kepentingan pertanian di Kabupaten Batangkulu. Mereka menyebut ketiga pilar tadi sudah sangat nyata-nyata membawa perubahan bagi pembangunan pertanian di daerahnya.

BACA JUGA: Kementan Dorong Inovasi dan Teknologi dalam Adaptasi Perubahan Iklim

"Implementasinya terlihat pada program yang disebut Integrated Particitopary Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP)," ujar Budi Putra, Widyaswara BBPP Batangkulu melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/12).

"IPDMIP dengan program-programnya memberikan dampak yang luar biasa terhadap pertanian di daerah," lanjut Budi.

BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Percepatan Produksi dengan Teknologi dan Mekanisasi

Salah satu yang dicontohkan Budi adalah bimbingan teknis mekanisasi pertanian belum lama ini. Budi memberikan paparan mengenai pentingnya mekanisasi pertanian dalam konteks peningkatan produksi para petani di lapangan.

"Supaya para petani di kabupaten yang memiliki alsintan atau para petani yang mendapat bantuan alsintan dari pemerintah mampu mengoperasikan, merawat dan memperbaikinya dengan baik dan benar," kata Budi.

Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern.

Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul mampu menggenjot produktivitas.

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani.
Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," tutup Budi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

"Namun, pertanian harus menghasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi ketika memberikan arahan dalam giat ini.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknolgi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.

"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kami optimistis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu.

Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimistis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan.

Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.

"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.

Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.

SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti. "Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," pungkas SYL.(jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler