Mekanisasi Pertanian Mulai Bergeliat, Kementan Pacu Industri Alsintan Dalam Negeri

Minggu, 27 Maret 2022 – 18:14 WIB
Mekanisasi pertanian mempunyai peran yang sangat penting, hal ini berkaitan dengan lahan yang luas, keterbatasan tenaga kerja dan percepatan waktu tanam. Foto Alsintan: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Alsintan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan mekanisasi pertanian mempunyai peran yang sangat penting, hal ini berkaitan dengan lahan yang luas, keterbatasan tenaga kerja dan percepatan waktu tanam.

Mekanisasi pertanian dinilai sangat penting sebagai salah satu komponen pengembangan food estate maupun produksi pangan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Kementan Bekali SDM Pertanian Taxi Alsintan untuk Tingkatkan Produktivitas

Pemerintah saat ini sedang mengembangkan produksi pangan di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya melalui terobosan perluasan areal baru maupun mengintesifkan lahan yang sudah ada.

Menurutnya, program peningkatan produksi pangan yang saat ini tengah menjadi fokus yakni pengembangan kawasan food estate.

BACA JUGA: Kementan Beri Bantuan Alsintan di Kalbar, Petani Sambas Langsung Naik Kelas

"Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern sebagai kunci keberhasilan sehingga pertumbuhan industri alsintan dalam negeri pun turut menjadi perhatian," ujar Andi di Jakarta, Minggu (27/3).

Andi membeberkan untuk itu penggunaan alsintan dan irigasi Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan kepada masyarakat.

BACA JUGA: Kementan Gerak Cepat Kucurkan Alsintan untuk Dukung Kemajuan Pertanian di Sini

Bahkan, kata Andi, bantuan telah meningkatkan level mekanisasi dari 0,22 hp/ha pada 2015 menjadi 2,10 hp/ha pada 2021.

“Tujuan dari bantuan alsintan tersebut adalah untuk membantu petani dalam melakukan budi daya maupun pascapanen hasil pertanian dengan lebih efisien sehingga dapat lebih menguntungkan. Alsintan yang diterapkan di masyarakat, sebagian merupakan hasil inovasi Kementerian Pertanian yang diproduksi oleh industri alsintan dalam negeri,” bebernya.

Nur Alam menuturkan untuk mendukung industri alsintan dalam negeri, Kementan terus melakukan inovasi-inovasi alsintan.

Dia menyebut alsintan nantinya akan dilisensi oleh produsen dalam negeri untuk produksi. Sejak 2016 hingga 2021 sudah ada sekitar 15 perusahaan yang mengambil lisensi alsintan dari Kementan.

Adapun alsintan yang sudah dilisensi oleh industri alsintan dalam negeri antara lain adalah: transplanter jajar legowo oleh 10 perusahaan, Mini Combine Harvester oleh tiga perusahaan, alat pengolah tanah multiguna oleh satu perusahaan.

"Mesin olah tanah integrasi dengan tanam atau Rotatanam oleh dua perusahaan dan mesin panen multi komoditi oleh dua perusahaan,” imbuh Andi.

Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Kementan, Agung Prabowo menambahkan beberapa teknologi alsintan untuk tanaman hortikultura dan tanaman pangan lain juga sudah disiapkan.

Kementan menyiapkan mekanisasi tersebut untuk mendapatkan lisensi dan diproduksi oleh industri alsintan dalam negeri. Contohnya mesin pembuat guludan, mesin tanam kentang, mesin pemanen kentang, masin chiller room mobile, mesin tanam biji-bijian pneumatik, mesin pemipil jagung berklobot dan mesin tanam singkong.

“Selain menyediakan teknologi alsintan yang sesuai untuk wilayah Indonesia, Kementan juga mengajak industri alsintan dalam negeri untuk memproduksi sendiri alsintan yang akan dipasarkan, sehingga tidak tergantung pada impor," ujar Agung.

Agung tidak menampik sebagian alsintan yang digunakan di Indonesia masih berasal dari impor. Bukan tanpa sebab, hal ini karena adanya keterbatasan dari industri alsintan dalam negeri untuk menghasilkan komponen tertentu, terutama enjin (motor penggerak).

“Tetapi sudah ada beberapa industri alsintan dalam negeri yang sudah berkomitmen untuk bekerja sama memproduksi alsintan hasil inovasi Kementan," ungkapnya.

Dia menyebut perusahaan itu adalah PT Garda Nusantara Sejahtera, PT. Giat Mukti Selaras, PT. Satrindo Multi Utama, PT. Pura Barutama, PT. Corin Mulia Gemilang, PT. Taka Sarana Tekno, PT. Batera Samudra Konstruksi dan CV. Adi Setia Utama Jaya.

“Dari fakta ini, artinya sudah ada upaya dari Kementan untuk mendukung industri alsintan dalam negeri melalui produksi teknologi alsintan hasil inovasi Kementan untuk diperbanyak dan dimanfaatkan dalam pengembangan pertanian di Indonesia,” imbuh Agung. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler