jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Fraksi Demokrat Melani Leimena Suharli mengatakan keberadaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Melani, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah UMKM mencapai 64 juta atau 99 persen dari keseluruhan usaha di Indonesia.
BACA JUGA: Teten Masduki Dorong Pelaku UMKM Melakukan Transformasi Digital
“Lebih dari 60 persen produk domestik bruto (PDB) nasional berasal dari UMKM dengan penyerapan lebih dari 90 persen tenaga kerja,” kata Melani dalam webinar ‘UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi’, Senin (6/9).
Dia menjelaskan penurunan omzet secara drastis hingga banyaknya usaha yang terhenti, merupakan dampak dari pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Kang Teten Dorong UMKM Jadi Vendor bagi Pemerintah & Masuk Rantai Pasok BUMN
Menurutnya, dalam kondisi ini diperlukan kebijakan dan langkah nyata agar para pelaku UMKM sebagai tulang punggung ekonomi bangsa dapat tertolong serta tetap bertahan di tengah pandemi.
Dengan begitu, lanjut Melani, lembaga legislatif juga perlu mengambil langkah nyata dan bermanfaat secara langsung bagi UMKM di Indonesia.
BACA JUGA: Amin Ak DPR RI: Kebocoran Data Ancam Pertumbuhan Ekonomi Digital
Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDP-KUMKM) Supomo mengatakan penyaluran pinjaman LPDB ke UMKM pada 2021 sebesar Rp 1,015 triliun.
Supomo memerinci jumlah komersional Rp 507 miliar dan pembiayaan syariah Rp 508 miliar dengan jumlah total mitra 121.
“Total akumulasi penyaluran dana bergulir 2008 hingga 2021 Rp 13 triliun,” ucap Supomo pada kesempatan yang sama.
Ketua Umum OKE OCE Iim Rusyamsi mengungkapkan pandemi Covid-19 mengganggu sektor UMKM di Indonesia.
“Sebanyak 90 persen kehilangan pasar, 52 persen kehilangan pedapatan, 63 persen merumahkan karyawan,” bebernya.
Dengan program bantuan pemerintah, lanjut Iim, UMKM di Indonesia tetap bisa bertahan. Sehingga pelaku UMKM dari kalangan milenial terus menunjukkan hasil yang baik.
“Artinya, ini peluang kita masuk bonus demografi. Sebab, satu negara mendapatkan bonus demografi setiap seratus tahun sekali. Jadi, ini harus dimanfaatkan,” ujar Iim. (mcr9/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Boy
Reporter : Dea Hardianingsih