Melawan Dinasti Atut, Aksi Jalan Kaki dari Serang ke KPK

Kamis, 10 Oktober 2013 – 08:56 WIB

jpnn.com - SERANG – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Banten untuk Rakyat (Gebrak) long march dari Serang sampai Jakarta untuk mendukung kinerja KPK menuntaskan pemeriksaan kasus korupsi di Banten.

Aksi ini dimulai sekira pukul 09.00 WIB dari depan kampus IAIN SMH Banten, Kota Serang dengan menggunakan jalur alteri melintasi Tangerang, Ciledug. Mereka menargetkan tiba di gedung KPK pada hari Jumat (11/10).

BACA JUGA: Ical Tak Soalkan Dinasti Politik Atut

Para mahasiswa yang terdiri dari elemen KMS 30, UMC, HAMAS, KUMALA, GMNI, FAM STIA Bina Bangsa, dan BEM Serang itu melakukan aksi dukungan terhadap KPK dan mendesak untuk segera menuntaskan sejumlah kasus korupsi yang melibatkan keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Sambil membawa spanduk mereka terus berjalan kaki. Aksi ini sempat menarik perhatian para pengendara yang melintas di Jl Jenderal Sudirman, Kota Serang. Sebelumnya mahasiswa membubuhkan seribu tanda tangan dari masyarakat Banten untuk memberi dukungan kepada KPK.

BACA JUGA: 389 Kloter Sudah Masuk ke Makkah

Koordinator aksi Sobari mengatakan, pihaknya mendorong KPK untuk menuntaskan kasus korupsi di Banten. “Siapa pun orangnya, apa pun kedudukannya hari ini harus segera diperiksa. Kami juga meminta KPK menelusuri semua kasus korupsi yang ada di Banten,” tandas Sobari, Rabu (9/10).

Mahasiswa juga membawa spanduk berisi tanda tangan ribuan masyarakat Banten yang mendukung sepenuhnya kinerja KPK. “Tanda tangan ini merupakan bukti dukungan yang akan kami sampaikan kepada KPK,” ujarnya sembari menunjukkan tanda tangan yang dibubuhkan sejumlah masyarakat Banten.

BACA JUGA: Bila Ditahan, Andi Ingin Bawa Setumpuk Buku

Ia mengatakan, ia bersama teman-teman akan benar-benar jalan kaki menuju kantor KPK di Jakarta.

Mahasiswa lainnya Nedy Suryadi menyatakan, aksi long march yang dilakukan mahasiswa adalah sebagai upaya dukungan terhadap KPK dalam menuntaskan kasus-kasus korupsi di Banten, yang selama ini dilakukan keluarga Gubernur, mulai dari penguasaan proyek APBD dari yang nilai terendah hingga ratusan miliar.

“Kita berharap, penangkapan adik gubernur Banten oleh KPK dalam kasus suap bisa membuka kasus-kasus korupsi lainnya,” ujar Nedy. Selain itu, pihaknya juga meminta KPK untuk segera mengusut tuntas asal muasal dana Rp 1 miliar yang digunakan Tb Chaeri Wardhana untuk menyuap mantan Ketua MK dalam perkara sengketa Pilkada Lebak.

Sementara itu, akademisi Untirta Ikhsan Akhmad mengatakan, saat ini merupakan momentum sejarah di Banten. Srtruktur politik dan struktur kekuasaan yang terbentuk dari struktur keluarga sudah mulai goyah. Kalau hal ini dibiarkan bahkan semua elemen di Banten diam, berarti masyarakat Banten menyia-nyiakan momentum untuk melakukan perubahan.

“Kalau ingin mengadakan perlawanan inilah saatnya. Dinasti ini memegang historis yang cukup lama dan sudah mengakar. Kalau dibiarkan mereka akan tetap kuat, walaupun indikasinya mulai ada pelemahan,” ujar Ikhsan.

Menurut Ikhsan, masih ada beberapa kemungkinan yang terjadi apabila dinasti di Banten goyah. Pertama lahirnya dinasti baru, menguatnya peran partai politik, dan bertahannya dinasti lama dengan muka baru.

Namun secara umum, kasus yang saat melanda Banten merupakan indikasi kuat akan runtuhnya dinasti di Banten. Bahkan, ia menyebut hal ini merupakan satu momen titik balik Banten.

Kata dia, modal sosial dinasti saat ini sudah sangat kuat, jadi kemungkinan pengaruhnya masih ada. Hal ini terbukti, tidak ada satupun momentum politik di Banten yang tidak diketahui dan campur tangan dinasti. Ditambah loyalitas yang selama kekuasaan diuntungkan masih sangat banyak.

Masih menurut, Ikhsan, kekuatan Partai Golkar yang merupakan pendukung dinasti adalah partai yang syarat pengalaman. Jadi kekuatan partai akan tetap kuat di Banten. Masalah Banten juga akan dilokalisir, sehingga tidak akan merubah kekuatan partai secara nasional.

“Akan ada pemangkasan besar-besaranan oleh Golkar terhadap spektrum politik terkait kasus Banten,” urainya. (nna)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNN Akan Periksa Penyidik KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler