Melawan Petugas, Para Bandit Ini Berakhir di Kamar Jenazah

Senin, 07 Mei 2018 – 03:59 WIB
Begal. Foto ilustrasi: sumeks.co.id/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Kejahatan jalanan masih menjadi persoalan besar di kota Palembang maupun di kabupaten lainnya di Sumatera Selatan.

Dari 15 jenis kejahatan, paling menonjol adalah kasus begal.

BACA JUGA: Bu Surtini Hanya Bisa Pasrah Motor Dirampas 2 Begal Bersenpi

Masih ingat Minggu (1/4) lalu, tiga remaja menjadi korban begal di kawasan Pasar Gubah.

Para pelaku berjumlah 10 orang membawa pedang dan parang. Mereka lalu merampas sepeda motor korban.

BACA JUGA: Dor! Pengendara Tewas Ditembak Bandit Jalanan

Sebelum ini, pada 28 Februari terjadi aksi begal di Jl Inspektur Marzuki. Korbannya, Hasan (59). Sedang pelaku dua orang, berhasil merampas motor Mio M3 nopol BG 5057 AAL miliknya.

Selain begal, aksi perampokan lain juga beberapa kali terjadi. Pada 28 Februari, seorang sopir asal Medan, Gideon (30) dirampok saat mengendarai truknya di Jembatan Musi 2.

BACA JUGA: Beraksi 50 Kali, Aksi Kawanan Begal Sadis Berkahir

Terbaru, driver taksol Andi Julyanto, 27, sempat akan dibegal tiga pelaku, Kamis (12/4) lalu sekitar pukul 20.50 WIB di Jalan Soak Simpur, Kecamatan Sukarami.

Begitu juga di Kabupaten Empat Lawang. Selasa (1/8/2017) lalu di Jembatan Kuning, Jalan Poros Kecamatan Tebing Tinggi, korban Iskandar (26) kena begal. Sepeda motornya dibawa lari tersangka Agung, yang akhirnya ditangkap Polres Empat Lawang.

Di Musi Rawas sama saja. Tersangka begal berinsial AN, ditangkap pada Selasa (30/1) lalu karena bersama ketiga rekannya membegal korban bernama Badaruddin. Saat membegal, mereka mengancam korban dengan senjata tajam.

Di OKU Selatan, kawanan begal membunuh pelajar bernama Arif, warga Kecamatan Buay Pemaca. Korban dibegal pada Kamis (14/9/2017) lalu saat hendak berangkat ke sekolah. Begitu juga di kabupaten/Kota lainnya di Sumsel, ada beberapa kasus begal.

Nah, merujuk data hasil Analiasa dan Eavaluasi (ANEV) Polda Sumsel, dari 15 jenis kejahatan paling menonjol, kasus 3 C (curas, curat, dan curanmor) berada di posisi teratas. Namun, dibanding tahun 2016 lalu, jumlah maupun penyelesaian kasus 3 C cenderung menurun.

Curat menempati posisi pertama. Untuk tahun 2017, ada 2.617 kasus dengan penyelesaian sebanyak 1.732 kasus. Jumlah kasusnya menurun 27,33 persen dibanding tahun 2016 lalu sebanyak 3.601.

Lalu, curanmor ada di urutan kedua. Tahun 2017 ada 995 kasus. Sedangkan tahun 2016 lalu ada 1.341 kasus atau turun 25,50 persen. Urutan ketiga curas. Tahun 2017 ada 938 kasus, sedangkan tahun 2016 lalu 1.372 kasus atau turun 31,63 persen.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, di tahun 2018, akan terus menekan angka kasus 3 C. “Akan kami sikat semua. Saya ingatkan lagi, siapa pun pelaku yang melawan dan mengancam keselamatan masyarakat dan anggota, akan berakhir di kamar jenazah,” ujar Zulkarnain.

Jenderal bintang dua menegaskan, dirinya tidak ingin kondusivitas di Sumsel terganggu. Apalagi ada 2 agenda besar di tahun 2018, yaitu Pilkada dan Asian Games XVIII.

“Zero conflict juga harus terjaga. Pengacau kamtibmas akan saya sikat semua. Kami sudah membuktikannya. Pelaku yang melawan dan mengancam keselamatan petugas dan masyarakat, berakhir di kamar jenazah. Itu sudah sering kami buktikan,” pungkasnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel, Kombes Pol Budi Suryanto menuturkan, aksi begal seperti teori balon. “Maksudnya, ketika ditekan di sini, maka dia akan muncul di sana. Jadi, semua daerah di Sumsel punya potensi munculnya aksi begal,” ujar dia.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya aksi begal. Di antaranya faktor ekonomi keluarga pelaku yang belum baik. Saat harga kebutuhan pokok meningkat, penghasilan tidak bertambah. Terbatasnya lapangan kerja juga memicu orang mencari jalan pintas untuk dapat uang.

“Salah satunya membegal. Penyebab lain karena ada kesempatan, gaya hidup, dan juga lemahnya pengawasan sosial,” jelas Budi. Upaya preemtif dan preventif dari pihak kepolisian terus dilakukan. “Seperti penyuluhan dan patroli rutin,” ujarnya.

Terpisah Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan untuk mengurangi angka kejahatan pihaknya terus melakukan patroli dan meningkatkan razia. “Kita juga terus melakukan pengungkapan kasus begal. Seperti beberapa hari lalu yakni 11 orang yang kita ungkap dengan kasus pembegalan,” tuturnya.

Menurutnya, pihaknya terus berupaya untuk menekan kejahatan khususnya begal. Ditambah lagi, akan ada Asian Games sehingga patroli terus ditingkatkan. Imbauan juga untuk masyarakat, jangan berpergian sendirian, apalagi melintasi jalan sepi dan gelap seorang diri.

“Jika terjadi tindakan kejahatan, segera gunakan aplikasi Panic Button, nanti akan langsung terhubung dengan anggota kita,” bebernya.

Masih dikatakan Wahyu, masyarakat untuk men-download aplikasi beberapa fitur seperti Polisi Wongkito. Nah, semenjak sering adanya patroli aksi kejahatan begal menurun di tahun 2017 dibandingkan 2016. (vis/wly/ion/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Salah Satu Pelaku Begal Itu Ternyata Briptu FT


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler