Rekaman video aksi remaja asal Melbourne mengepruk telur ke kepala Senator Fraser Anning telah menyebar ke seluruh dunia. Tapi di Australia, hal seperti itu bukan yang pertama kalinya terjadi.
Politisi kontroversial selalu ada di setiap era. Dan melemparinya dengan telur, sayuran atau buah busuk, sudah menjadi ungkapan protes politik sejak lama.
BACA JUGA: Terjadi Penembakan Di Dalam Tram Di Utrecht
"Melempari politisi dengan telur jelas punya tradisi di Australia," ujar sosiolog Julie Conway kepada ABC.
Dia merujuk ke peristiwa di tahun 1917, ketika Perdana Menteri Billy Hughes saat itu melakukan kunjungan di Kota Warwick, Queensland.
BACA JUGA: Komentar Dukung Teroris di Medsos, Pria Ini Dilarang Gunakan Internet
Sang perdana menteri sedang berpidato tentang perlunya wajib militer, yang banyak ditentang, ketika dua bersaudara Pat dan Bart Brosnan, melemparinya telur.
Kedua pelaku merupakan keturunan Irlandia dan sepupu mereka merupakan nenek dari sosiolog Julie Conway.
BACA JUGA: Ekonomi Digital Booming, Apakah Pemerintah Indonesia Sudah Lindungi Warganya?
"Hughes menggunakan insiden pelemparan telur itu untuk menjelek-jelekkan orang Australia keturunan Irlandia," kata Conway. Photo: Pelemparan telur ke politisi Australia sudah terjadi setidaknya sejak 1917 terhadap perdana menteri saat itu, Billy Hughes. (Public Domain: Jim Case)
Usai dilempari telur, konon PM Hughes memerintahkan seorang polisi setempat agar menangkap pelaku, namun polisi tersebut malah menjawab "Anda tidak memiliki yurisdiksi di sini".
PM Hughes begitu geramnya sehingga belakangan dia membentuk satuan kepolisiannya sendiri, Angkatan Kepolisian Persemakmuran, yang jadi cikal-bakal Kepolisian Federal Australia (AFP).
PM Hughes sudah beberapa kali dilempari telur busuk sebelumnya. Karena itu konon dia selalu membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Lemparan telur dari Brosnan bersaudara begitu kerasnya sampai membuat topi koboi yang dikenakan PM Hughes terlempar dari kepalanya.
Untung saja ketika kejadian sang perdana menteri lupa membawa pistolnya, karena secara tak sengaja ketinggalan di kereta api yang membawanya ke sana.
Menurut Conway, ada kesamaan antara apa yang terjadi di tahun 1917 dan 2019.
"Bahasa yang digunakan oleh politisi pada tahun 1917 hari ini digunakan untuk menjelekkan warga Muslim Australia dan para pencari suaka," katanya.
"Pasti ada cara lebih baik untuk mengekspresikan diri. Leluhur saya itu tidak suka menulis, maka telur jadi cara mengekspresikan pendapat mereka," paparnya.
Dalam dunia politik Australia di dekade kedua abad ke-20 tersebut, benda-benda yang dilemparkan dalam demonstrasi politik sangat beragam. Ada juga yang melemparkan kentang. Tapi telur selalu jadi favorit.
Conway berpendapat bahwa pelemparan telur merupakan ekspresi dari sikap mengabaikan dan menghina.
"Jelas itu penghinaan kepada Billy Hughes di tahun 1917. Dia politisi yang sangat memecah-belah masyarakat," ujarnya.
Insiden Warwick tahun lalu diperingati dengan berbagai atraksi, mulai dari peragaan ulang pidato perdana menteri hingga perlombaan telur-dan-sendok. Photo: Perdana Menteri Australia ke-7 Billy Hughes, dilempari telur saat berpidato tentang wajib militer. (Supplied: Libraries Australia )
Setelah kejadian yang menimpa Senator Fraser Anning di Melbourne, polisi setempat menyatakan akan memeriksa semua pihak terkait, baik pelaku maupun sang senator.
Namun remaja usia 17 tahun tersebut mendapat banyak dukungan bukan hanya di Australia tapi juga dari seluruh dunia.
Ada yang bahkan menawarinya mobil Ferrari dan diajak liburan ke Turki dengan fasilitas liburan bintang 5.
Di dalam negeri, dia diusulkan mendapat pengharagaan Australian of the Year. Website penggalangan dana baginya sejauh ini telah mengumpulkan $ 47.000 (Rp 470 juta).
Dr Tim Dean, pakar filsafat dari University of Sydney, menyatakan sebaiknya kita hati-hati jangan sampai menolerir segala bentuk kekerasan politik, terlepas seberapa kecilnya.
Dia mengatakan meski pernyataan Senator Anning harus dikecam, namun kekerasan seharusnya hanya digunakan sebagai pertahanan atau jika tidak ada alternatif lain.
Dr Dean menjelaskan meski melempari politisi dengan telur jadi tradisi politik, namun sebenarnya jarang mencapai tujuan yang konstruktif.
Profesor John Uhr, pakar politik dari Australian National University, menyebutkan remaja Melbourne itu bertindak gegabah dengan mengeprukkan telur ke kepala Anning.
Padahal, jika dilemparkan dari jarak tertentu, katanya, tindakan ini akan tampak kurang keras.
"Secara harafiah dia itu memukul si senator," kata Profesor Uhr kepada ABC.
Namun dia menjelaskan pujian banyak pihak untuk tindakan remaja yang dijuluki "Egg Boy" itu jelas terkait dengan reputasi senator Anning sendiri.
Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warga Australia Kunjungi Masjid Indonesia di Melbourne