Melihat Keseruan Selancar Layang di Laut Pulau Tabuhan

Kejernihan Air dan Pemandangan Indah Manjakan Wisatawan

Sabtu, 09 Agustus 2014 – 15:40 WIB

jpnn.com - BANYUWANGI –  Puluhan atlet selancar layang (kitesurfing) dan selancar angin (windsurfing) dari berbagai negara menunjukkan aksinya bermanuver di atas laut Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Jawa Timur. Angin yang berembus dengan kencang sesekali membuat para  kitesurfer (peselancar layang) dan windsurfer (peselancar angin) terangkat dari air dan melayang-layang di udara. Fantastis!

Para kitesurfer itu meliuk terbang ke udara lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan yang mengundang decak kagum. Sebanyak 36 kitesurfers dari berbagai negara, mulai Austria, Jerman, Perancis, Singapura, Thailand, Hongkong, Australia, hingga Indonesia, tak mau kalah satu sama lain.

BACA JUGA: Liput Kelompok Bersenjata di Papua, Wartawan Asing Ditangkap Polisi

Aksi para peselancar yang memanfaatkan angin sebagai penggerak utamanya ini menjadi bagian dari pembukaan Summer Kitesurf Camp yang diselenggarakan di Pulau Tabuhan, Bangsring, Sabtu (9/8/2014). Ajang yang memadukan olahraga dan pariwisata (sport tourism) ini digelar oleh Banyuwangi Bangsring Breeze dengan dukungan penuh Pemkab Banyuwangi.

Kitesurfer asal Belanda, yang juga penggagas event, Jeroen Van Der Kooij, mengatakan, Pulau Tabuhan menjadi tempat istimewa bagi para peselancar. Kecapatan angin di laut pulau ini berkisar 20-30 knot, sangat baik untuk bermain kitesurfing maupun windsurfing. “Pulau Tabuhan tempat paling bagus di Indonesia untuk main selancar layang dan selancar angin. Angin keras setiap saat, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali,” kata Jeroen.

BACA JUGA: Harga Emas Naik, Berat PIN DPRD Batam Dikurangi

Jeroen menambahkan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain freestyle kitesurfing dan windsurfing karena lautnya yang tanpa ombak. “Kami baru mengetahui kalau Pulau Tabuhan sangat potensial untuk olahraga ini tahun lalu. Jika saja sudah tahu  sejak dulu pasti sudah lama kesini. Teman-teman kitesurfer yang biasanya main di Bali semuanya kesini,” tambah Jeroen.

Jeroen optimistis Pulau Tabuhan akan menjadi lokasi surfpoint utama bagi penggila kitesurfing dan windsurfing. Ini juga terlihat dari antusiasme peserta dari berbagai negara yang mendaftar secara online untuk mengikuti kegiatan ini.

BACA JUGA: Honorer K2 Bodong, Pilih Mundur atau Berurusan dengan Hukum

Untuk mengembangkan olahraga ini di Pulau Tabuhan, dia juga berencana akan membuka pelatihan bagi warga lokal maupun wisatawan yang tertarik pada olahraga ini. Warga lokal nantinya diberdayakan untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif berbasis pariwisata di Pulau Tabuhan.

“Sebagai langkah awal, kami akan membawa trainer dari luar yang memenuhi kualifikasi. Nantinya juga akan melibatkan warga lokal untuk  dilatih,” urainya.

Pulau Tabuhan sendiri merupakan sebuah pulau kecil tidak berpenghuni yang berada di wilayah utara Banyuwangi. Untuk mencapai lokasi tersebut harus menyeberang kurang lebih 15 menit dari Pantai Bangsring dengan menggunakan perahu. Di sepanjang perjalanan menuju pulau dengan pantai berpasir putih bersih ini wisatawan bisa menikmati pemandangan menawan gradasi warna laut mulai hijau, biru muda sampai biru tua. Kejernihan air juga bakal memanjakan wisatawan yang gemar berolahraga air seperti snorkling.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, event Summer Kitesurf Camp yang diikuti banyak pihak dari luar negeri ini menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata Banyuwangi, khususnya di wilayah utara, setelah sebelumnya wilayah selatan telah lebih dulu dikenal lewat wisata pantai seperti Pantai Pulau Merah, Plengkung, dan Sukamade.

“Satu lagi potensi pariwisata Banyuwangi yang tergali. Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang belum diketahui banyak orang. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota lautnya yang menawan. Kami ingin Pulau Tabuhan menjadi destinasi idola, sehingga makin banyak wisatawan. Tujuan akhirnya apalagi kalau bukan kesejahteraan masyarakat,” kata Anas.

Ajang ini, ujar Bupati, merupakan pemanasan sebelum agenda sesungguhnya, yakni International Event Kitesurfing and Windsurfing Competition pada 2015 yang digelar tahun depan dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2015.

Kitesurfing sendiri adalah olahraga selancar di permukaan air yang menggabungkan beragam unsur, mulai dari selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam menjadi satu jenis olahraga. Kitesurfing memanfaatkan angin guna mendorong sang atlet untuk menaklukkan air dengan papan selancar kecil. Para atlet atau pengendara di papan selancar dihubungkan dengan sebuah layang-layang paralayang. Para atlet akan berlomba melintasi air dan terkadang di udara.

Adapun windsurfing adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air.

Berdasarkan data International Kiteboarding Association, terdapat sekitar 1,5 juta pemain kitesurfing (kitesurfer) di seluruh dunia. Ini merupakan pasar yang besar untuk dibidik guna menggairahkan wisata daerah. Perkiraan nilai pasar industri kitesurfing mencapai USD 250 juta, meliputi nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraan event, dan sebagainya

Perkembangan olahraga kitesurfing cukup pesat. Pada 1998, di dunia cuma ada 1 kompetisi kitesurfing dengan hadiah hanya minuman bir. Hanya dalam jangka tiga tahun, pada 2001 terdapat lebih dari 30 kompetisi dengan hadiah lebih dari USD 50.000, dan saat ini sekitar 100 event kompetisi. (eri/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Menjerit, Kebutuhan Solar 4.250 Ton per Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler