jpnn.com, MALANG - Tak lengkap mengunjungi Malang, Jawa Timur, tanpa singgah ke Desa Sanan.
Selama ini, Desa Sanan sudah dikenal sebagai sentra penghasil keripik tempe.
BACA JUGA: Sedang Diet? Gantilah Daging dengan Tempe
Rasa keripik yang dihasilkan para perajin di desa itu sangat lezat.
Selain tempe, berbagai makanan lain berbahan kedelai juga dihasilkan di desa itu.
BACA JUGA: Ada Keripik Tempe Mengandung Boraks
Tempe yang dihasilkan para perajin Desa Sanan juga sudah menembus Inggris.
Saat ini, Desa Sanan juga dijadikan kawasan wisata edukasi.
BACA JUGA: Mbak Endang Omzetnya Rp 70 Juta per Bulan, Belum Puas
Pengunjung bisa menikmati proses pembuatan tempe dan keripik di desa itu.
Wisatawan juga bisa melihat pemanfaatan limbah sisa produksi tempe untuk peternakan.
Limbah itu digunakan untuk menggemukkan sapi. Limbah buangannya digunakan sebagai pupuk.
Kepala Rukun Warga (RW) 15 Ivan Kuncoro mengatakan, produksi tempe di Desa Sanan sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.
Saat ini, ada 400 warga yang menjadi perajin tempe dan berbagai makanan dari kedelai.
Perputaran uang di Desa Sanan bisa mencapai Rp 1 miliar.
“Dalam satu hari dibutuhkan 30 ton kacang kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan produksi tempe di kampung ini,” kata Ivan saat ditemui dalam Jelajah Gizi 2017 yang diadakan Nutricia Sarihusada, Sabtu (14/10).
Dia menambahkan, kedelai harus diimpor. Sebab, kedelai lokal tak bisa memenuhi kebutuhan.
Sementara itu, salah satu pengusaha bernama Arif mengatakan, ada dua RW yang aktif memproduksi tempe dan turunannya. Yakni, RW 15 dan 16.
"Dari dua RW ini kira-kira ada 450 perajin tempe yang aktif. Yang utama tetap penghasil tempe dan keripik. Yang lain hanya pelengkap," ujarnya. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil