Memajukan Budaya Daerah lewat Festival Lahar Polo Pendem di Desa Kandangan Lumajang

Rabu, 15 November 2023 – 18:29 WIB
Festival Lahar Polo Pendem di Desa Kandangan, Kabupaten Lumajang, Jatim. Foto: source for JPNN

jpnn.com, LUMAJANG - Festival Lahar Polo Pendem diselenggarakan pada 14-15 November 2023 di  Desa Kandangan, Kabupaten Lumajang, Jatim. 

Festival itu merupakan bagian dari Program Pemajuan Kebudayaan Desa dan rangkaian even Galang Gerak Budaya Tapal Kuda.

BACA JUGA: KawanJuang GP Gelar Pesta Rakyat sebagai Dukungan Nyata pada Budaya & UMKM

Kegiatan ini diisi dengan workshop pengolahan polo pendem sebagai makanan alternatif pengganti beras, pertunjukan seni, pasar jajanan tradisional, dan arak-arakan jolen.

Jolen akronim dari "Ojo Kelalen", adalah bentuk gunungan atau tumpeng besar yang diarak oleh warga desa.

BACA JUGA: Festival TIK 2023, Berantas Hoaks Melalui Pergelaran Budaya

Kegiatan ini melibatkan peran serta generasi muda dan seluruh masyarakat desa yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, pegiat budaya desa, ibu-ibu PKK, pengusaha, petani, dan warga masyarakat antar desa.

Istilah Polo pendem ini diambil dari bahasa Jawa yang maknanya adalah tumbuhan yang memiliki buah di dalam tanah (terpendam/pendem) atau disebut juga umbi-umbian seperti : singkong, ketela rambat, talas, kacang tanah, dan masih banyak jenis lainnya.

BACA JUGA: Lestarikan Budaya, Komunitas Perempuan Menari Hadirkan Renggana

Tema Polo pendem ini diambil dengan tujuan agar masyarakat luas mengetahui banyaknya tanaman selain padi yang tumbuh di desa – desa di wilayah Lumajang sebagai bahan pengganti beras dan makanan olahan yang bernilai ekonomis tinggi.

Tema ini juga ditujukan untuk mengenalkan kepada generasi muda dan pelajar masa kini agar mengetahui tentang keragaman manfaat tanaman yang ada di masing-masing desa.

Festival Lahar Polo pendem ini adalah salah satu bentuk dari dari komitmen Desa Kandangan dalam hal ketahanan pangan. 

Ketahanan pangan merupakan unsur penting untuk memobilisasi segenap pemikiran, ide dan gagasan pemajuan kebudayaan desa untuk menjawab masalah global krisis pangan.

Mewujudkan sistem pangan lokal yang antisipatif bisa dilakukan dengan mengembangkan keanekaragaman makanan lokal tidak hanya padi.

Masih ada pangan alternatif seperti sagu, jagung, singkong, talas, ubi jalar dan lain-lain. 

Pangan lokal memiliki peran dalam memperkuat daya tahan produksi pangan nasional. Secara alamiah pangan lokal sudah beradaptasi dengan karakteristik sumber daya alam dan sosial budaya Masyarakat di desa.

Mengingat desa adalah jantung Kebudayaan Indonesia, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memprakarsai program Pemajuan Kebudayaan Desa sejak tahun 2021 hingga saat ini.

Di tahun ketiga ini, Program Pemajuan kebudayaan Desa difokuskan pada tahap pemanfaatan potensi desa yang erat kaitannya dengan ketahanan pangan.

Di wilayah tapal kuda Jawa Timur, fasilitasi diberikan kepada desa-desa yang memiliki komitmen dalam hal ketahanan pangan yaitu Desa Kandangan di Kabupaten Lumajang, Desa Klungkung di Kabupaten Jember, Desa Bugemen di Kabupeten Situbondo, dan Desa Kemiren di Kabupaten Banyuwangi.

Selain itu, di tahun 2023 ini Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan memfasilitasi sebanyak 230 desa di seluruh Indonesia untuk melaksanakan penyusunan DPKD (Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa).

Program itu sebagai acuan bagi desa dalam melaksanakan pembangunan yang bersinambungan, khususnya di bidang kebudayaan.

Melalui kebudayaan, warga desa tidak sekadar membuat “tontonan” atau menjadi penyedia jasa bagi wisatawan yang datang, akan tetapi juga menjadi subjek pemilik pengetahuan, adat, dan budaya yang hidup dan berkelanjutan.

Desa menjadi daya tarik sosio-kultural dan peluang ekonomi dengan memberdayakan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengangkat nilai sosial dan meningkatkan kesejahteraan bagi warganya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler