Memakzulkan Jokowi-JK Bukan Hal Mudah

Rabu, 08 Oktober 2014 – 10:58 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Pusat Kajian Trisakti Rian Andi Soemarno mengatakan, kekalahan koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan Pimpinan MPR,  tidak perlu menjadi kekhawatiran terhadap mudahnya agenda pemakzulan terhadap Jokowi-JK oleh koalisi pendukung Prabowo Subianto-Amien Rais.

Malah justru sebaliknya, kata Rian, yang dikhawatirkan adalah pemakzulan bisa terjadi  terhadap pimpinan yang ditugaskan duduk di MPR ataupun DPR.

BACA JUGA: Diperiksa KPK, Nazaruddin Sebut Alex Noerdin Terima Fee

"Pusaka Trisakti yakin dengan niat dan pengabdian yang ditunjukkan Jokowi-JK selama ini. Yang penting bagi Jokowi-JK menunjukkan kinerja dan kerja maksimal pada publik," kata Rian, Rabu (8/10).

Dia menyarankan Jokowi-JK dalam penentuan kabinet nanti, tidak mengikuti pola dan cara koalisi pendukung Prabowo dalam menentukan pimpinan DPR serta MPR yang tak memperhatikan rekam jejak.

BACA JUGA: Diperiksa KPK, Wakil Menteri Pariwisata Mengaku Diskusi

"Publik menunggu apakah rekam jejak para menteri Jokowi-JK sama meragukannnya dengan rekam jejak pimpinan DPR dan MPR yang diusung koalisi Prabowo-Amien," kata dia.

Menurutnya, sudah tepat melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk memastikan rekam jejak menteri nantinya.

BACA JUGA: Hari ini Masyarakat Bisa Keliling Naik Tank

"Masyarakat diam bukan berarti bodoh. Masyarakat skeptis dengan paket pimpinan DPR / MPR tapi mereka masih berpikir positif Jokowi-JK tidak akan meniru pola koalisi pendukung Pramen (Prabowo-Amien) dalam menentukan susunan kabinet," jelasnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi heran mengapa Amien Rais selalu berpikir mudahnya untuk memakzulkan Jokowi-JK.

"Mengapa yang selalu terpikir mudah Jokowi-JK dimakzulkan dalam setahun sebagaimana ucapan Amien Rais di majalah nasional? Kerja saja mereka belum," kata Fahmi.

Ia menambahkan, pernahkah terbayangkan sebaliknya "pemakzulan otomatis" terjadi pada pimpinan DPR ataupun MPR karena terseret rekam kerjanya di masa lalu.

Fahmi mengatakan, melihat pada masa pemerintahan SBY banyak kasus korupsi di parlemen, dan keterlibatan menteri-menteri dalam kasus korupsi di kementerian,  bukan tidak mungkin setelah lengser SBY dikejutkan munculnya kasus-kasus lainnya.

"Berpijak pada kasus-kasus korupsi menteri era SBY, yang belum bisa dibayangkan oleh publik bagaimana misalnya besan Amien Rais yaitu Zulkifli Hasan atau Mangindaan mengalami nasib seperti Jero Wacik, Suryadharma Ali atau Andi Malarangeng ketika memimpin kementerian?" kata Fahmi.

"Atau bagaimana misalnya Setya Novianto atau Fahri Hamzah mengalami nasib seperti Nazarudin dan Lutfi Hasan Ishaq? Kalau itu terjadi sebaiknya para pemuka agama harus mendorong adanya gerakan pertobatan nasional," timpalnya.  (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal jadi Ketua MPR, Oesman tak Kecewa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler