Membedah Keunggulan Ojek Online Anterin

Kamis, 16 Agustus 2018 – 19:37 WIB
Dari kiri: CEO Anterin Imron Hamzah dan Presiden Direktur PT TVS Motor Company Indonesia V Thiyagarajan. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anterin meramaikan persaingan ojek online di Indonesia yang selama ini dikuasai Go-Jek dan Grab.

Sebagai pendatang baru, Anterin menyediakan berbagai alternatif untuk konsumen dan driver.

BACA JUGA: RAPBN 2019: Alokasi Bansos Naik Signifikan

Salah satunya adalah konsep sebagai market place tanpa mencampuri urusan tarif.

Chief Executive Officer (CEO) Anterin Imron Hamzah menjelaskan, di dalam aplikasi ada sistem “lelang”.

BACA JUGA: 4 Tahun Menjabat Presiden, Sebegini Penambahan Harta Jokowi

“Ini merupakan konsep baru yang membutuhkan learning prove buat warga (pengemudi) dan pengguna yang saat ini terbiasa nunggu order. Nah, ini model baru,” kata Imron saat konferensi pers kerja sama Anterin-TVS Motor di Dapoer Solo, Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Kamis (16/8).

Dia mengklaim sistem lelang membuat Anterin menjadi satu-satunya aplikasi yang menjaga transparansi tarif antara pengemudi dan penumpang.

BACA JUGA: Kemenpora Siapkan Modal bagi Pemuda yang Ingin Berwirausaha

Dengan demikian, tidak ada pihak yang dirugikan karena tarif ditentukan berdasarkan mekanisme pasar.

“Driver bebas menentukan harga per kilometer. Sementara itu, pengguna bebas memilih driver berdasarkan harga yang dimasukkan si driver, jenis kelamin, maupun armada yang digunakan,” kata Hamzah.

Anterin juga terus mengepakkan sayap bisnisnya. Salah satunya menggandeng TVS Motor.

Melalui kerja sama itu, mereka menyediakan armada bagi driver. Pengemudi juga mendapatkan subsidi uang muka motor TVS dengan syarat yang sama seperti pengajuan kredit motor tetapi cicilan lebih rendah.

Hamzah menjelaskan, sepeda motor itu disewakan kepada driver selama tiga tahun.

Setelah itu, sepeda motor menjadi milik driver dengan perjanjian sewa-beli.

“Mereka menyewa bayar 20 ribu per hari. Setelah tiga tahun, sepeda motor itu punya dia. Jadi, kalau dibandingkan dengan komisi dia tentu lebih worth it,” kata Hamzah.

Dia mencontohkan pendapatan driver Rp 200 ribu. Komisi 20 persen sebesar Rp 40 ribu.

“Sekarang kami bebaskan dia mendapatkan langganan dan kami tidak threat sebagai transaksi fiktif. Jadi, enggak ada alasan driver itu enggak dapat langganan,” jelas Hamzah.

Selain bekerja sama dengan TVS Motor, Anterin juga menggandeng perusahaan teknologi HERE untuk memperbaiki fitur peta wilayah yang memudahkan driver maupun konsumen. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lion Group Terima Pesawat Baru Boeing 737 Max 8


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler