Membudayakan Semangat Pagi Untuk Indonesia (1)

Senin, 26 September 2016 – 13:18 WIB
Para karyawan Asian Agri Group berkumpul sebelum mengikuti pelatihan di AAA Learning Institute di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Foto Asian Agri

jpnn.com - "Semangat" pekikan Koordinator Training April Asian Agri Learning Institute (AAA LI), Sufryiadi menggema.

Kemudian tak lama berselang dibalas, "Pagi...".

BACA JUGA: Gerindra Apresiasi Langkah Pemerintah Kebut Revisi UU Minerba

Sontak suara keras itu mengangetkan para jurnalis yang berkunjung pekan lalu di AAA Learning Institute di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau.

Belum sempat diprotes, Sufryiadi langsung memberi penjelasan. Menurutnya, ucapan salam itu sudah membudaya di AAA LI dan sebagai cara membangkitkan semangat kerja.

BACA JUGA: Ratu Hemas Minta Proyek Panas Bumi Kuningan Ditinjau Ulang

"Jadi jangan kaget. Ini salah satu cara untuk memperkenalkan budaya kebun," kata Sufriyadi sambil tersenyum.

AAA LI merupakan Training Centre Buatan yang berdiri pada tahun 2002. Awalnya hanya menjadi tempat khusus untuk pelatihan namun seiring dengan tuntutan peningkatan sumber daya manusia, area tersebut menjadi tempat Learning Institute.

BACA JUGA: KPR Longgar, Minat Beli Properti Kedua Meningkat

Karena traning centre ini juga digunakan oleh April Group, maka Training Centre Buatan berkembang menjadi AAA Learning Institute pada tahun 2005. AAA memiliki arti April Asian Agri.

April dan Asian Agri merupakan dua dari kelompok usaha yang tergabung dalam The Royal Golden Eagle International (RGEI). Kelompok usaha ini milik Sukanto Tanoto yang lahir di Belawan, Sumatera Utara, 25 Desember 1949.

Ada empat program unggulan AAA Learning Institute yang sifatnya reguler. Program pelatihan reguler yaitu pelatihan untuk Calon Asisten Kebun (Estate Assistant Training), Calon Asisten Pabrik (Mill Assistant Training), Calon Kepala Tata Usaha (Administration Assistant Training), Calon Asisten Traksi (Traction Assistant Training).

Program pelatihan ini dilaksanakan selama enam bulan. Tiga bulan dilaksanakan di kelas dan tiga bulan di lapangan (on the job training).

"Yang pertama ditanamkan adalah kedisiplinan. Kami dibantu Paskhas (Pasukan Khas TNI AU red) yang juga menanamkan pendidikan bela negara," kata Sufryiadi.

Menurut Sufryadi, materi kedisiplinan dan bela negara diajarkan pekan pertama dalam proses pelatihan. Dan biasanya, mereka yang tidak tahan langsung mengundurkan diri.

"Ini yang berat dilewati. Karena dibiasakan bangun jam 05.00 subuh. Mereka yang tidak tahan langsung mundur," katanya.

Melewati pekan pertama, peserta akan mendapakan materi tata cara berkebun, mulai dari pembibitan, pemeliharaan dan panen. Termasuk mengutamakan keselamatan kerja dan pelatihan berkebun dengan tidak membakar lahan.

Di akhir pelatihan, peserta akan menjalani evaluasi.

"Jadi semacam mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir. Mereka akan menghadapi penguji setingkat manajer dan dinyatakan lulus," kata Sufryiadi. (bagian1/bersambung) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Usaha Pertamina Agresif Kembangkan Panas Bumi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler