Menaker: Generasi Muda Harus Responsif Terhadap Perubahan

Minggu, 16 Desember 2018 – 18:29 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri pada Sidang Senat Terbuka Wisuda VII Program Sarjana Institut Pesantren Mathali'ul Falah, Pati, Jawa Tengah, Minggu (16/12). Foto: Humas Kemnaker

jpnn.com, PATI - Perkembangan teknologi dan informasi telah memengaruhi perubahan model bisnis dan pekerjaan. Untuk itu, generasi muda harus responsif terhadap berbagai perubahan agar tak bernasib seperti Nokia.

Nokia sendiri pernah mendominasi pasar teknologi dan informasi global, khususnya handphone. Dominasi Nokia di pasar global sempat membuatnya dijuluki "Hp Sejuta Umat." Namun, dalam 3 tahun saja (2009-2011), saham Nokia anjlok hingga 80 persen.

BACA JUGA: Indonesia - Taiwan Teken MoU Peningkatan Perlindungan PMI

CEO Nokia saat itu, Jorma Ollila, berkata bahwa perusahaannya selalu berpegang teguh pada visi misinya selama bertahun-tahun. Sebuah visi misi yang membawa mereka merajai pangsa pasar dunia. Tetapi, ia tidak tahu kenapa justru sekarang mereka bisa kalah.

"Oleh karena itu, responsif kita terhadap perubahan menjadi penting, agar kita tetap bisa bersaing menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi," kata Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda VII Program Sarjana Institut Pesantren Mathali'ul Falah, Pati, Minggu (16/12).

BACA JUGA: Lulusan Perguruan Tinggi Harus Kompeten dan Percaya Diri

Begitupun dengan keterampilan, harus terus diasah dan ditingkatkan agar relevan dengan perkembangan zaman. Karena, perkembangan zaman tidak hanya merubah model bisnis dan industri, tapi juga jenis pekerjaan dan keterampilan.

"Kalau kita merasa hebat kemudian tidak responsif terhadap perubahan kita akan segera lewat," kata Hanif di hadapan 183 wisudawan.

BACA JUGA: Hanif Minta PNS Kemnaker Bekerja dengan Penuh kreativitas

Menurut Hanif, keterampilan yang dibutuhkan oleh generasi muda di masa depan adalah keterampilan yang cepat berubah dan beradaptasi dengan perubahan zaman. "Berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan kerja juga harus didasarkan betul terhadap kecenderungan perubahan yang akan datang," kata Hanif.

Menakerpun menilai, saat ini sejumlah lembaga pendidikan dan pelatihan masih menyelenggarakan program yang tidak relevan dengan perkembangan industri. Untuk itu, ia mengimbau lembaga pendidikan dan pelatihan harus bisa memetakan perubahan program yang diselenggarakan. Agar tetap sesuai dengan kebutuhan pasar kerja/industri.

Ia mencontohkan dengan program up grading pelatihan yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan di beberapa Balai Latihan Kerja (BLK). Di BBPLK Semarang misalnya, program pelatihan menjahit telah di-up grade menjadi program fashion technology.

"Jadi anak-anak kita ajari jadi fashion designer. Kita latih sekitar 3 bulan untuk menjadi designer yang baik," terangnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin menyatakan dukungannya terhadap program pembangunan SDM. Karena secara tak langsung, pembangunan SDM akan turut mendukung pengembangan potensi ekonomi daerah.

Ia pun bersyukur berbagai perguruan tinggi terus tumbuh dan berkembang di Kabupaten Pati. "Kondisi ini berdampak baik bagi Kabupaten Pati dalam pengembangan SDM," kata Saiful Arifin.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Direktur Bina Standarisasi Kompetensi Pelatihan Kerja Kemnaker, Sukiyo dan Kepala Disnaker Provinsi Jawa Tengah, Wika Bintang.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penempatan PMI Formal dan Profesional di Kuwait Ditingkatkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemnaker  

Terpopuler