jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, penguatan karakter di generasi muda menjadi salah satu kunci meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Oleh karena itu, Menaker Hanif mendukung berbagai bentuk inisiasi untuk meningkatkan kualitas generasi muda, termasuk melalui pendidikan model berbasis karakter.
BACA JUGA: Menaker Dukung Inkopkar Menyediakan Rumah Bagi Pekerja
"Kalau bicara SDM, kuncinya pertama karakter. Kedua kompetensi. Kalau karakter baik dan ditunjang kompetensi, maka pasti bagus. Jadi karakter itu inti dasar daya saing," ujar Menaker Hanif saat memberikan sambutan acara seminar nasional bertema "Penguatan Karakter Anak di Era Digital" di SD Karakter Genius Islamic School, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/7).
Turut hadir anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar selaku anggota dewan penyantun Genius Islamic School, staf ahli Mendikbud Ari Budiman, Walikota Depok Idris, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Ketua Yayasan Genius Islamic School Susanto MA, Miss Indonesia 2018 Alya Nursyahbina.
BACA JUGA: Menaker Optimistis Lampaui Target Buka 2 Juta Lapangan Kerja
Menaker Hanif mengungkapkan, 58 persen dari 133 juta jumlah angkatan kerja saat ini berasal dari lulusan SMP. Angka tersebut menjadi tantangan besar karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi tahun 2035 nanti.
"Usia angka produktif akan meningkat bisa mencapai 70 persen. Kalau 70 persen ini berasal dari lulusan SMP, ini menjadi tantangan dari sisi pendidikan dan daya saing, " ujarnya.
BACA JUGA: Job Fair 2018: Tersedia Puluhan Ribu Lowongan Kerja
Untuk menjawab tantangan tersebut, Hanif menegaskan pemerintah sejak tahun 2018-2019 telah memfasilitasi dengan program memprioritaskan pembangunan SDM untuk meningkatkan daya saing secara keseluruhan.
“Pemerintah terus menggenjot pelatihan vokasi. Kemnaker pun mendukung langkah pemerintah tersebut melalui triple skilling yakni skilling, upskilling dan reskilling,” kata Hanif
Jadi, kata Menaker, bagi generasi muda yang belum punya skilling, dia masuk ke program skilling agar punya skill. Yang sudah punya skill dan membutuhkan skill, dia masuk program upskilling. Yang ingin beralih skill, dia bisa masuk ke reskilling.
Menaker menambahkan, ketika karakter pekerjaan berubah maka tuntutan skills-nya pun berubah. Pemerintah pun terus antisipasi untuk menyiapkan kompetensi sesuai perkembangan teknologi informasi.
Namun lanjut Menaker yang terpenting adalah bagaimana mendidik anak agar memiliki karakter dan memiliki skills yang harus berubah setiap saat agar memilki kreativitas.
"Mari kita kerja keras dan kebaikan. Karena kerja kerja keras dan imovatif itu menghasilkan prestasi. Kebaikan yang kita lakukan akan menghasilkan kebaikan lebih banyak. Dan membuat hidup kita bahagia dunia dan akherat, " katanya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menaker Dorong Pelaku Industri Ikut Susun Kurikulum Dikti
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh