Menang Tender, Adaro Ikut Garap PLTU Jateng

Gabung Bersama Konsorsium Jepang

Kamis, 26 Mei 2011 – 13:55 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) menetapkan J-Power (Jepang) yang berkonsursium dengan Itochu (Jepang) dan Adaro (Indonesia) sebagai pemenang dalam tender PLTU 2x1000 MW Jawa TengahKonsorsium itu menang di harga USD 5,79 sen

BACA JUGA: Bangun Hotel, Intiland Investasi Rp 140 M

Dengan demikian penetapan J-Power sebagai pemenang lelang tinggal menunggu pemeriksaan terhadap angka-angka di dalam harga tersebut serta selesainya masa sanggahan dari peserta lain.

Tender ini awalnya diikuti oleh belasan perusahaan internasional dan hanya menyisakan 7 perusahaan yang memenuhi syarat, yakni 3 perusahaan Jepang, 3 perusahaan Tiongkok dan satu perusahaan dari Korsel
Namun saat penutupan tender 29 April lalu hanya empat perusahaan yang memasukkan penewaran, yakni Yudian dan Shenhua (Tiongkok), Marubeni dan J-Power (Jepang).

Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyatakan, tender ini merupakan sejarah penting, pasalnya inilah proyek PPP (Public Private Partnership) pertama Indonesia yang berhasil dilelangkan

BACA JUGA: Jasa-Security Service Modern Menggeliat

"Pemerintah sangat mendorong diadakannya proyek-proyek PPP namun sejauh ini masih banyak hambatan
Dengan berhasilnya lelang PLTU Jateng 2x1000 MW ini, diharapkan proyek-proyek PPP lainnya seperti Bandara, Jalan Toll dan Jalan Kerata Bandara bisa mengikuti sukses PLN ini," kata Dahlan dalam siaran persnya, Rabu (25/5).

Dari sisi PLN proyek ini juga merupakan unit terbesar PLTU yang pernah ada di Indonesia

BACA JUGA: Daihatsu Makin Ekspansif ke Sumatera

"Selama ini Indonesia belum punya unit PLTU yang ukurannya satu unit sampai 1.000 MWSelama ini yang terbesar adalah 660 MW, seperti yang ada di Tanjung Jati dan Paiton," tuturnya.

Dahlan menambahkan, secara teknologi, proyek ini juga sangat bersejarah karena inilah proyek pertama di Indonesia yang menggunakan ultra super criticalDi Jepang dan Tiongkok memang sudah agak lama diterapkan teknologi yang sangat effisien dan ramah lingkungan ini, namun untuk Indonesia baru kali ini diadakanDi lain pihak, proyek ini juga memberikan pengalam yang sangat besar kepada staf pengadaan di PLN, baik dalam menangani proses tender internasional maupun dalam melakukan seleksi teknologi.

"Yang kami juga lega adalah bahwa harga yang diperoleh ternyata menjadi sangat murah, yakni USD 5,79 sent/kWh, jauh dari perkiraan kami yang semula bisa mencapai USD 6,5 atau lebihHarga HPS sendiri ditetapkan USD 7,1 sent," kata Dahlan“Dengan harga tersebut maka asumsi bahwa kian besar sebuah unit PLTU menjadi kian murah ternyata memperoleh pembenarannya," imbuhnya.

Dahlan mengatakan, pihaknya akan segera melaporkannya kepada pemerintah, terutama Menko Perekonomian mengenai hasil tender ini sehingga pemerintah bisa menggunakannya untuk mendorong dunia internasional untuk lebih tertarik melakukan proyek infrastruktur lainnya di Indonesia.

"Saya sebagai Dirut PLN memberikan apresiasi yang tinggi kepada tim tender proyek iniInilah proyek yang bersih dari permainan dan intervensiInilah proyek yang kerahasiaannya terjaga sampai detik terakhir," katanya.

"Memang ada upaya pihak-pihak lain dan pihak luar yang mencoba mempengaruhi PLN, tapi semuanya berhasil dihindariUsaha-usaha tersebut kami nilai wajar mengingat besarnya proyek ini, namun yang penting tim PLN bisa menjaga independensi dan integritasProyek ini dari segi nilainya memang sangat menggiurkan, karena inilah proyek terbesar dalam sejarah PLNNilai proyek ini mencapai USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 30 triliun," tukasnya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aturan Reksa Dana Alami Penyesuaian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler