jpnn.com, JAKARTA - Kesebelasan Universitas Budi Luhur (UBL) berhasil menempati posisi dua klasemen akhir kendati ditundukkan Universitas Indonesia (UI) dengan skor tipis 0-1 pada gelaran LIMA Football: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference (GJC) and Nusantara Conference (NC) 2017, Kamis (23/11).
Kepastian UBL sebagai runner up tak lepas dari selisih gol yang lebih baik dari tuan rumah.
BACA JUGA: UNJ Pesta Gol ke Gawang UI
Meski poin akhir kedua tim sama yaitu sepuluh, namun karena selisih gol yang lebih sedikit membuat UI harus puas menempati posisi tiga.
Sedangkan gelar juara sudah lebih dahulu berhasil di kunci tim Universitas Negeri Jakarta yang sukses memenangi tujuh pertandingan yang mereka lakoni.
BACA JUGA: Universitas Budi Luhur Berjaya di Informatic Champions 2017
Pada babak pertama, kedua tim yang sama-sama berambisi memastikan status sebagai runner up bermain kurang lepas.
Strategi yang diterapkan kedua tim tak satu pun yang membuahkan gol. Ditambah penampilan apik barisan pertahanan kedua kubu nyaris membuat frustrasi.
BACA JUGA: Rektor Universitas Budi Luhur Bagi Ilmu di Workshop Aptisi
UI yang berambisi mencetak gol sebanyak-banyaknya untuk menyusul defisit gol dari tim tamu bermain cukup agresif.
Namun, apiknya pertahanan tim lawan membuat sejumlah serangan tak membuahkan hasil.
Akibatnya, babak pertama berakhir tanpa ada satu pun gol yang tercipta.
Di babak kedua, UI tampil lebih menyerang. Lewat tembakan Muhamad Septia Andi (7) pada menit ke-54, UI berhasil menciptakan gol pertama mereka. Ini menjadi satun-satunya gol yang tercipta di laga penutup Ini.
“Kami syukuri peringkat kedua ini. Tahun depan kami akan ikut lagi dan menargetkan menjadi juara. Evaluasi organisasi bermain yang berantakan akan kami lakukan untuk menyiapkan diri di musim depan,” ungkap pelatih UBL Agus Setiawan.
Meski UI menduduki peringkat ketiga, sang pelatih Rangga Dwi Kusuma menyatakan rasa syukurnya.
Dia mengaku bahwa peringkat ketiga merupakan hasil terbaik untuk UI karena komposisi pemain yang tidak sempurna.
“Saya tadi hanya berharap bisa hasil imbang, tapi ternyata para pemain bersemangat dan akhirnya bisa menang di laga terakhir tadi” tambah Rangga.
Peringkat tiga yang diraih UI sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kekalahan WO yang harus diterima Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) saat melawan Universitas Trisakti.
Status kalah WO diberikan karena UMJ menurunkan pemain yang yang tak masuk dalam daftar pemain inti atau cadangan.
Itu mengacu pada Peraturan Kompetisi Liga Mahasiswa Football 2017 Pasal 21.2.1.1 yang berbunyi: penggunaan pemain tidak sah adalah satu keadaan di mana tim memasukkan pemain tidak sah di dalam daftar susunan pemain dengan status pemain yang diturunkan dan/atau pemain cadangan”
Akibat masalah administrasi tersebut, selain dinyatakan kalah W0 dengan skor 0-3, mereka juga harus mengalami pemotongan tiga poin.
Akibatnya, mereka yang tadinya menempati peringkat dua jadi melorot ke posisi tiga, sebelum pertandingan UI dan UBL.
“Kami setuju dengan peraturan yang di terapkan oleh Liga Mahasiswa. Namun, pengawalan dari perangkat pertandingan seharusnya lebih baik lagi, sehingga para mahasiswa (UMJ) bisa belajar tertib administrasi dengan baik”, ujar Saprudin Dalih selaku manajer tim sepak bola UMJ.
Saprudin menambahkan, dirinya sangat menghormati kebijakan. Dia mengutarakan keinginannya untuk mengikuti LIMA Football musim depan.
“Karena ini kebutuhan untuk pembinaan, kami akan berpartisipasi lagi”, tambahnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Universitas Trisakti Segera Berstatus Negeri
Redaktur & Reporter : Ragil