jpnn.com - TARAKAN – Berparas cantik, dikenal baik dan berprestasi di sekolah, itulah penilaian orang-orang yang kenal dengan Vera Chandra. Gadis yang berulang tahun tiap 5 Juli ini sedang dinanti-nanti kabarnya setelah pesawat AirAsia QZ 8501 yang dia tumpangi bersama ayahnya Kho Kosuma Chandra dan ibunya Sherlly hilang kontak sejak 2 hari lalu.
Peristiwa ini tidak hanya membawa kesedihan bagi kerabat dan keluarga korban, kesedihan juga datang dari keluarga besar SMA 1 Tarakan, tempat Vera –sapaan akrabnya—menempuh ilmu 2 tahun silam.
BACA JUGA: Maret 2015 Proses Lelang Harus Selesai
Tentu saja menjadi buah bibir dalam keluarga besar SMA 1 Tarakan, mengingat perannya membawa nama baik Tarakan menuju tangga juara dalam beberapa lomba hingga ke tingkat nasional. Tak hanya itu, Vera juga dikenal baik, mulai dari Kepala SMA 1 hingga sekuritiy di sekolahnya itu kenal baik dengannya.
Kepala SMA Negeri 1 Tarakan, Arinda Susanti SPd kepada Kaltara Pos (Grup JPNN.com) menceritakan keseharian Vera selama dalam bimbingannya. Menurut Arinda, murinya itu dikenal sopan pada guru, rekan sebaya, pegawai di sekolah hingga petugas kebersihan sekolah dan tidak memiliki catatan kelakuan buruk.
BACA JUGA: Basarnas Tegaskan 3 Mayat Sudah Dievakuasi
“Selain cantik, dia dikenal sangat sopan dan lembut,” jelas Arinda menggambarkan alumni SMA 1 Tarakan tahun 2013 itu.
Arinda juga mengungkapkan perihal prestasi yang diraih si cantik Vera.
BACA JUGA: MenPAN-RB Minta BPKP Dampingi Instansi Cegah Penyimpangan
“Semasa di SMA 1 Vera Chandra itu selalu mewakili SMA 1 dan Tarakan juga ketika ada lomba Bahasa Inggris di Jogjakarta, Tanjung Selor dan Olimpiade Astronomi di Samarinda,” kenang Arinda kepada pewarta yang menemuinya di kediamannya di Jalan Selamet Riyadi, Kampung Bugis.
Meski berprestasi di tingkat kota hingga nasional justru tidak membuat prestasi siswi yang pernah duduk di bangku kelas XII IPA ini surut di sekolah. Vera Chandra diketahui selalu masuk 10 besar.
“Dia juga itu selalu masuk 10 besar, karena memang anaknya rajin,” tambah Arinda, kemarin (29/12).
Arinda dan keluarga besar SMA 1 Tarakan pun berharap semoga pesawat AirAsia QZ8501 segera ditemukan dan ada kabar baik.
“Saya sangat-sangat berharap ada kabar baik, mudahan-mudahan bisa selamat,” imbuhnya.
Sementara itu, Roni Gunawan (30), sekuriti SMA 1 juga mengaku sangat akrab dengan dengan Vera Chandra. Roni mengenal Vera saat gadis berusia 19 tahun itu pertama kali menempuh pendidikan di SMA 1, tahun 2010 silam. Hal ini diakui karena keduanya sering kali bercanda dan saling bertukar pikiran.
"Dia itu senang ngobrol sama kita, seneng dia itu sharing sama kita," jelasnya mengakui Vera juga sangat supel dalam bergaul.
Roni mengaku, keakraban mereka juga disebabkan orang tua Vera sering menitip bekal di pos tempatnya bekerja.
"Vera itu enggak suka dia jajan di luar, makanya selalu diantarkan bekal oleh orang tuanya. Katanya biar lebih higienis," ujarnya mengakui tas pembungkus bekal yang digunakan Vera sering berwarna merah.
"Kalau ketemu di jalan pasti dia menyapa, pasti dia negur tuh. “Bapak, oh iya nak”, dimana pun kalau ketemu pasti disapa," jelas pria yang sudah 6 tahun bekerja sebagai sekuriti di SMA 1 Tarakan ini.
Roni sendiri mengaku kaget dan merasa kehilangan ketika mendengar kabar yang menimpa Vera. "Sekarang kami cuma berharap, semoga mereka cepat ditemukan, kami berharap supaya semua selamat," jelasnya mengakhiri. (*/kj/ris/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pantauan Lokasi Jatuhnya AirAsia, Jokowi: Ombaknya Sangat Besar
Redaktur : Tim Redaksi