jpnn.com, JAKARTA - Baru-baru ini istilah istilah restless legs syndrome (RLS) dipopulerkan pembuat pesan hoaks. Katanya, kelainan itu bisa disembuhkan dengan menaruh sabun di bawah seprai tempat tidur.
RLS sebenarnya merupakan sebuah kelainan saraf. Penyakit tersebut ditandai adanya dorongan yang kuat menggerak-gerakkan kaki. Biasanya dorongan itu terjadi ketika sedang tidur atau bersantai.
BACA JUGA: Jangan Sebarkan! Kode-kode di Meteran Listrik Itu Bukan Rahasia
Entah dari mana inspirasi pembuat hoax yang mengatakan bahwa penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan sabun di bawah seprai.
Pesan hoax berbentuk artikel itu sudah disebarkan banyak pihak. Salah satunya fanspage Dr OZ Indonesia. Artikel di semua situs yang memberitakan penyembuhan RLS dengan sabun tersebut tak mengutip pernyataan ahli apa pun.
BACA JUGA: Acara Anies Baswedan Diserang Hoaks
Mereka hanya mencatut nama Mayo Clinic, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang riset medis di Amerika Serikat (AS).
Dalam artikel itu Mayo Clinic juga tak menyebutkan bahwa RLS bisa disembuhkan hanya dengan menaruh sabun di bawah seprai.
BACA JUGA: Pengumuman Lowongan Kerja Keduluan Yang Palsu
Dalam artikel hanya disebutkan, Mayo Clinic pernah melansir jumlah orang yang menderita sulit tidur seperti RLS di AS yang mencapai 3 juta orang.
Lantas, apakah benar RLS bisa disembuhkan dengan menaruh sabun batangan di seprai? Spesialis saraf RS Unair dr Wardah Rahmatul Islamiyah SpS tidak yakin hal itu benar.
Sebab, belum ada satu pun penelitian maupun jurnal yang mengatakan demikian. ”Sebenarnya pengobatannya itu dengan mengatasi penyakit pencetus RLS,” ucapnya.
Teknik yang sudah terbukti efektivitasnya ialah merendam atau mengompres daerah yang tidak nyaman dengan air hangat. Cara lainnya ialah memijat, membebat, dan pengalihan rasa (misalnya menggetarkan).
”Kalau untuk menggunakan sabun yang diletakkan di bawah seprai rasanya tidak beralasan,” tutur dokter yang ahli dalam menangani gangguan tidur tersebut. (lyn/gun/eko/c9/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hoaks Marak di Kalangan Mahasiswa karena Tak Tuntas Membaca
Redaktur & Reporter : Soetomo