jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Bentrokan antarkelompok massa terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3) malam.
Peristiwa mencekam itu terjadi disebabkan permasalahan sengketa tanah di Jalan Pancoran Buntu II yang konon melibatkan PT Pertamina.
BACA JUGA: Bentrokan Antarwarga di Pancoran, Jalan Ditutup, Simak Penjelasan Kombes Azis
Aksi bentrokan antara warga Pancoran Buntu II dengan pihak yang diduga kelompok organisasi kemasyarakatan (Ormas) terjadi pada Rabu sejak pukul 21.00 WIB hingga menjelang tengah malam.
Salah seorang perwakilan Forum Pancoran Bersatu berinisial LA mengatakan, warga Pancoran Buntu II saat ini merasa tidak aman, karena upaya penggusuran dilakukan tanpa pemberitahuan.
BACA JUGA: Kisah Perawat di RS Darurat Wisma Atlet: Menghadapi Pasien Covid-19 yang Ancam Bunuh DIri
"Kurangnya transparansi pada proses penggusuran Warga Pancoran Buntu II dan upaya-upaya penggusuran yang bisa terjadi kapan saja serta tanpa pemberitahuan sehingga warga tidak pernah merasa aman," kata LA saat dikonfirmasi, Kamis (18/3).
"Perampasan ruang hidup yang dilakukan oleh PT Pertamina telah merusak mental dan fisik warga serta kawan solidaritas selama beberapa bulan ini," sambung LA.
BACA JUGA: 9 Tahun Buron, Muhammad Latuconsina Tertangkap di Yogyakarta
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah mengatakan, upaya mediasi antarkedua belah pihak sebetulnya sudah dilakukan.
Namun, karena ada sejumlah pihak yang tidak berkepentingan menunggangi kedua kelompok massa. Hal itu yang memicu bentrokan pada Rabu malam.
"Sebenarnya telah dilakukan upaya-upaya mediasi kedua belah pihak sama-sama menjaga situasi kamtibmas. Namun pada malam hari ini (Rabu, red), bukan pihak-pihak yang bersengketa namun ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok," ujar Azis.
Bentrokan tersebut diketahui terjadi hingga Kamis (18/3) dini hari. Akses jalan menuju Pasar Minggu juga sempat ditutup di dekat Tugu Patung Dirgantara, persimpangan Pancoran. (cr1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi