jpnn.com - MAJALENGKA-Warga Desa Sukamulya, Majalengka, Jawa Barat, terus melakukan perlawanan terhadap pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang mengancam hunian mereka.
Kemarin, Kamis (17/11), warga terlibat bentrok dengan aparat yang mengawal proses pengukuran lahan di Sukamulya.
BACA JUGA: Dua Hari, 400 Pelanggar Kena Tilang Polisi
Sekitar 2000-an aparat dari Polda Jabar, Polres Majalengka, bantuan PHH TNI, Dishub dan Satpol PP, harus diturunkan guna mengawal petugas BPN yang melakukan pengukuran.
Akan tetapi ribuan aparat itu tidak membuat warga gentar. Mereka tetap bertahan dan menolak keras proses pengukuran untuk keperluan perluasan runway tersebut.
BACA JUGA: Gempa di Malang, Beberapa Rumah Warga Rusak
Warga menuntut nilai ganti rugi yang manusiawi dan meminta pemerintah lebih adil pada warga.
Aksi warga melakukan penolakan diawali dengan apel bersama.
BACA JUGA: Dua Kelompok Warga Perang Pakai Tombak dan Panah, 3 Rumah Dibakar
Kemudian mereka berkumpul di sawah untuk menolak dan menghalangi pengukuran.
Mereka berbaris di pematang sawah dengan mengibarkan dua buah bendera merah putih.
Sebagian besar peserta aksi berprofesi sebagai petani dan pemilik lahan.
Sekitar pukul 10.00, tim negosiator dikawal pihak keamanan berusaha membujuk warga.
Namun, hingga pukul 12.45 negosiasi berlangsung alot sehingga tak menghasilkan kesepakatan.
Pihak BPN kemudian berusaha melakukan pengukuran meski tak ada kesepakatan. Hal ini jelas memicu kemarahan warga.
Bentrok dengan petugas pun tak terhindarkan lagi.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, yang dibalas dengan lemparan batu dan petasan dari pihak warga.
Warga yang menghadang petugas di jalur alternatif Desa Sukakerta menuju Sukamulya membawa ketapel dan bambu runcing.
Akibat insiden tersebut, dua petugas kepolisian terluka di bagian kepala terkena lemparan batu.
Tiga orang warga, sejumlah bambu dan petasan berhasil diamankan petugas sebagai barang bukti.
Proses pengukuran tanah tetap dilanjutkan setelah aparat berhasil memukul mundur warga.
Iwan Nurdin dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) yang mengadvokasi warga mengatakan, sebenarnya pembangunan BIJB tetap berjalan tanpa perlu menggusur Desa Sukamulya.
Dia juga memparkan, Sukamulya masuk area aerocity dan bukan area utama kawasan BIJB.
Dia menyarankan pembangunan proyek bisa memilih lahan yang kosong agar tidak terjadi resistensi dengan warga seperti saat ini.
"Dari sisi pangkal runway itu tanah kosong atau sawah. Mengapa harus mengenai desa," tanyanya. (gus/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRAK!!! Xenia Hantam Truk, Ibu dan Bayinya Berusia 40 Hari Tewas Ditempat
Redaktur : Tim Redaksi