Dua Kelompok Warga Perang Pakai Tombak dan Panah, 3 Rumah Dibakar

Jumat, 18 November 2016 – 05:31 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - SORONG - Situasi di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (17/11) kemarin mencekam. Dua kelompok warga saling serang dengan senjata tajam berupa tombak, parang, dan panah, di Jalan Victory.

Aksi saling serang ini merupakan buntut dari keributan yang juga melibatkan dua kelompok warga malam sebelumnya. Akibatnya, beberapa warga terkena anak panah.

BACA JUGA: BRAK!!! Xenia Hantam Truk, Ibu dan Bayinya Berusia 40 Hari Tewas Ditempat

Malam sebelumnya, dua kelompok warga juga saling serang dengan senjata tajam. Warga terlibat saling kejar-kejaran di kompleks pemukiman warga. Keributan antar dua kelompok warga itu, lantaran sejak sore sudah berhembus isu adanya serangan dari masing-masing kelompok.

Bentrok antardua kelompok warga itu berlangsung hingga dini hari. Keributan meluas hingga salah satu kelompok merangsek ke permukiman warga dan membakar tiga unit rumah. Salah satunya milik Ulis, rumahnya ludes dilalap si jago merah tanpa diketahui siapa pelakunya.

BACA JUGA: Penggunaan Setiap Dana APBD Wajib Transaksi Nontunai

Kepada Radar Sorong, pria yang keseharianya bekerja sebagai security di sebuah Bank menceritakan apa yang dialaminya. Menurutnya, pembakaran rumahnya dilakukan oleh beberapa orang yang masuk ke dalam rumah saat ia baru saja pulang kerja. “Tadi malam, rumah saya dibakar habis semua tidak ada yang tersisa,”katanya.

Di tengah kerumunan massa yang sedang bersitegang karena berjaga-jaga jangan sampai di serang kelompok warga yang hanya berjarak beberapa ratus meter. Dia menyebut, saat tiba di rumah, tiba-tiba beberapa orang menerobos masuk dan mengamuk.

BACA JUGA: Hewan Lepas, Pemilik Bakal Didenda Rp 50 Juta

Pelaku kemudian membakar rumahnya dan dua rumah milik adiknya yang bersebelahan. Barang-barang pun ikut dilahap api. Dia hanya memikirkan keluarganya, istri dan anaknya untuk segera keluar dari rumah dan menyelamatkan diri.

Pagi harinya, pukul 09.30 WIT, isu adanya serangan dari kompleks sebelah membuat dia dan warga lainya pun bersiap-siap melakukan perlawanan. Dua kelompok warga saling serang dengan menggunakan panah dan ketapel. Bentrok warga yang dipicu adanya kasus pemerkosaan itu berlangsung hingga sore.

Hanya terpisah jembatan penyeberangan, kedua kelompok warga saling melancarkan aksi. Hujan anak panah pun tak terelakan. Bahkan, beberapa warga terkena anak panah. Beruntung anak panah itu hanya membuat luka goresan dan tak berakibat fatal.

Situasi baru berangsur mereda setelah kurang lebih dua jam polisi menengahi situasi. Mobil patroli dan Water Cannon untuk membubarkan massa pun ditempatkan di lokasi keributan. Massa dari kedua kelompok mulai menahan diri.

Namun aksi saling serang kembali pecah sore harinya. Pukul 15.00 WIT, massa yang kembali terpancing isu adanya penyerangan dari warga kelompok lain kembali turun ke jalan. Saling kejar di semak-semak dan lorong pun tak terhindarkan. 

Dari kejadian saling serang kedua kalinya ini, satu rumah kosong dibakar massa, dan satu gubuk di belakang rumah warga juga ludes. Polisi yang ditempatkan di dua lokasi berangsur menenangkan warga dan kebali berhasil membuat situasi kembali membaik. Warga yang masih membawa parang, panah dan tombak diarahkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Sebelum keributan sore itu, pihak kepolisian mengundang kepala-kepala suku untuk menggelar pertemuan di Polsek Sorong Timur. Dari pertemuan itu, didapati dua persoalan yang mengundang keributan. Yakni adanya kasus pemerkosaan seorang wanita yang dilakukan sembilan pelaku dan kasus penyerangan. Dari dua kasus ini, dipisahkan karena diduga berbeda motif.

Dalam pertemuan itu, Mathias Sueni yang mewakili dari pihak keluarga korban meminta agar para pelaku pemerkosaan segera ditangkap dan buktinya disampaikan kepada keluarga. Keluarga juga meminta agar para pelaku melihat kondisi korban yang kini masih dirawat di RSUD Sele Be Solu. Keluarga bermaksud yakni adanya bantuan untuk biaya perawatan korban. 

Pihak kepolisian yang diwakili Kapolsek Sorong Timur AKP Dodi Pratama menyampaikan bahwa terkait dengan kasus pidana yakni pemerkosaan akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. Sedangkan untuk aksi saling serang antar dua kelompok warga diharapkan adanya peran kepala suku untuk menenangkan warganya.

Di akhir pertemuan itu, kepala-kepala suku dan warga yang ada sepakat untuk berdamai dan tidak ada lagi aksi saling serang. (reg/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Emil Klaim Sudah Keluar Duit Banyak untuk Atasi Banjir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler