Mencengangkan, Ada 11 Orang sudah Ikut Uji Coba Vaksin Nusantara, Ini Hasilnya

Senin, 31 Mei 2021 – 06:45 WIB
Seorang vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Pakar Biologi Molekuler yang juga pendiri Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengeklaim bahwa Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menkes, Dokter Terawan Agus Putranto, lebih efektif membentuk antibodi dibandingkan dengan vaksin yang banyak beredar sekarang.

Klaim tersebut dia sampaikan berdasar hasil penelitian yang dilakukan PNF terhadap 11 sukarelawan di Surabaya yang telah disuntik Vaksin Nusantara.

BACA JUGA: Ketua DPD LaNyalla Disuntik Dokter Terawan Menggunakan Vaksin Nusantara

Hasilnya setelah dibiarkan beraktivitas biasa, para relawan tetap dalam kondisi sehat dan berdasar hasil Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) dinyatakan negatif.

“Data minggu pertama menunjukkan hasil yang lebih baik dari vaksin konvensional. Kalau divaksin konvensional dalam 15 hari masih belum muncul antibodinya sehingga dibutuhkan dua kali penyuntikan. Berbeda dengan Vaksin Nusantara dalam 15 hari sudah muncul antibodi dan punya daya protektif terhadap virus alam,” kata Nidom seperti dikutip dari Ngopibareng.id.

BACA JUGA: Dituding Mati-matian Bela Vaksin Nusantara, Dahlan Iskan: Apa Salahnya?

Oleh karena itu, kata Nidom, tak salah jika orang yang mendapat vaksin konvensional masih bisa terpapar virus, akibat antibodi baru muncul setelah 2x penyuntikan.

Tak hanya itu, kata Nidom, sejak dilakukan penyuntikan sampai saat ini tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam, gatal-gatal, bengkak, ngantuk, sampai pingsan seperti vaksin konvensional.

BACA JUGA: Iwan Fals Bingung Soal Vaksin Sinovac dan Nusantara

“Jadi yang dulu dikatakan Ketua BPOM (Balai Pengawas Obat dan Makanan) 75 persen yang menderita itu sih kayaknya enggak,” imbuhnya.

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga itu melanjutkan tak hanya kepada relawan yang belum terkena Covid-19 bahkan penyintas pun bisa menggunakan vaksin yang justru membuat antibodinya lebih besar.

Menurutnya, keberhasilan vaksin ini dalam penelitian minggu pertama, berasal dari kandungan yang terdapat dalamnya.

Dia mengatakan vaksin-vaksin yang sudah ada sekarang menggunakan bahan-bahan kimia dan beberapa tambahan bahan dari luar yang kemudian langsung disuntikkan ke manusia.

Sementara itu, dalam Vaksin Nusantara, menggunakan kombinasi beberapa bahan yang terdiri dari protein dalam virus yang kemudian dicampurkan dengan sel dendritik atau sel imun yang ada dalam tubuh manusia.

Nidom menjelaskan vaksin Nusantara menggunakan bagian darah dalam tubuh yang bertugas untuk membuat antibodi. Unsur itu diambil, kemudian dipisahkan dari bagian lain lalu dipelihara selama lima hari higga terbentuk.

Setelah tumbuh, sel ini dikenalkan dengan bagian protein virus Covid. "Selama dua hari kenal (sel dendritik dan protein Covid) kemudian disuntikkan. Jadi namanya vaksin itu tidak berkeliaran lagi dalam tubuh, langsung sel dendritik yang bertugas buat antibodi diadaptasikan di luar kemudian masuk, akan lansung buat antibodi,” pungkas Nidom. (ngopibareng/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler