jpnn.com - Ada sejumlah mata air alami di Pulau Tidore, Maluku Utara, baik yang panas maupun dingin. Namun satu mata air di Dusun Tokici, Kelurahan Jiko Cobo, terbilang beda dengan lainnya.
Fakhruddin Hi Abdullah, Tidore
BACA JUGA: Perjuangan Pak Kades Temukan Mata Air, Bisikan Gaib Leluhur
Masyarakat setempat menyebutnya Air Walanda maupun Ake Kofi. Mata air alami yang muncul dari rekahan bebatuan vulkanik itu kabarnya memiliki rasa yang unik. Mirip minuman bersoda. Malut Post (Jawa Pos Group) tak langsung percaya. Perlu berkunjung sendiri untuk memastikannya.
Jumat (4/5) pagi, bersama salah seorang warga Tidore yang tahu lokasi Ake Kofi, Sudirman, Malut Post melaju ke Jiko Cobo di Tidore Timur. Dari ibukota Kota Tidore Kepulauan di Soa Sio, jarak ke Jiko Cobo sekitar 22 kilometer.
BACA JUGA: Sakral, Penghubung dengan Roh Para Leluhur, Ramai Jelang Pemilu
Sayangnya, kami datang terlalu pagi. Mata air tersebut letaknya di tepi pantai. Saat laut pasang Ake Kofi pun terendam air laut. Kami memutuskan kembali lagi siangnya usai Salat Jumat.
Di atas jam 2 siang air laut sudah sangat surut. Dari jalan raya tempat kami memarkir kendaraan ke mata air jaraknya hanya sekitar 40 meter. Lokasi tempat Ake Kofi itu namanya Dusun Tokici, bagian dari Kelurahan Jiko Cobo.
BACA JUGA: Dulu Nenek Ini Cantik, Mengalungkan Bunga untuk Bung Karno
Kondisi jalan menuju Ake Kofi masih alakadarnya. Bahkan masih ada warga yang membuang sampah di sekitar situ.
Lokasi mata air yang bikin penasaran itu berupa kumpulan batuan vulkanik. Tak ada pasir, meski letaknya di tepi pantai. Mendekati mata air, terdengar bunyi gelembung air memecah ke permukaan.
Ake Kofi berbentuk kolam seluas 3x3 meter. Kedalamannya sekira 30 sentimeter. Bunyi gelembung berasal dari rekahan batu maupun dari kedalaman air. Sudirman mempersilahkan saya mencicipi sendiri air tersebut.
Begitu mengenai lidah, dingin air langsung terasa. Diikuti rasa manis dan kesemutan di lidah. Mengingatkan pada minuman-minuman bersoda. Saya tak bisa menyembunyikan kekaguman. Subhanallah.
Berulang kali kami meminum air itu, bahkan membasuh muka sebagai tanda "perkenalan" dengan Ake Kofi. Setelah itu kami bergegas menemui warga yang tahu tentang cerita mata air Sprite -begitu Sudirman menyebutnya- itu.
Ali Gula (30), warga Dusun Tokici, saat ditemui di kediamannya mengemukakan, keberadaan Ake Kofi sudah sangat lama. Hanya saja tidak terpublikasikan secara luas. "Beberapa tahun lalu ada tim yang turun meneliti air panas di Tidore, dan mereka pun mengambil sampel di Ake Kofi ini. Tapi sampai sekarang kami belum tahu hasil penelitiannya,” katanya.
Menurut Ali, Ake Kofi disebut juga Air Walanda. Ceritanya, beberapa tahun silam ada warga Belanda yang bermukim cukup lama di Kelurahan Kalaodi. Lelaki Belanda ini kerap ke Ake Kofi hanya untuk mandi.
"Tapi orang sini banyak yang menyebutnya Ake Kofi, sehingga di dekat Tokici ini ada dusun yang diberi nama Dusun Ake Kofi, yang diambil dari nama mata air itu. Meski begitu air tersebut berada di wilayah Tokici," tuturnya.
Selain memiliki rasa yang unik, air alami ini juga dipercaya mengobati sejumlah penyakit, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, pegal, hingga sakit mata. Pemerintah kelurahan setempat melalui Kepala Kelurahan Jiko Cobo Yakub Taroka saat ditemui di ruang kerjanya pihaknya berencana membersihkan lokasi itu untuk dijadikan destinasi wisata.
Ia juga mengemukakan, salah satu keunikan air tersebut adalah ketika diambil untuk dibawa pulang rasa uniknya tak akan bertahan lama. "Tidak sampai sehari rasanya sudah hilang. Namun jika diambil dan ditutup rapat, mungkin sehari masih bisa rasa Sprite," ujarnya.
Sebelumnya, Ake Kofi sering dikonsumsi warga sekitar untuk minum dan mandi. Namun setelah pembuatan sumur yang airnya dialirkan ke rumah-rumah warga, Ake Kofi sudah jarang dikunjungi. "Sekarang hanya digunakan untuk mandi orang yang sakit kulit, gatal dan penyakit mata,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Tikep dr. Abdullah Maradjabessy yang baru tahu soal Ake Kofi menyatakan akan meneliti air tersebut. “Kita akan datang dan ambil sampel untuk teliti air ini,” tandasnya.(far/kai)
Redaktur & Reporter : Soetomo