Mencurigakan...82 Menit Habiskan Rp 44 Miliar di Meja Judi

Senin, 22 Februari 2016 – 09:09 WIB
William Yan. Foto: Chammel Nine

jpnn.com - WELLINGTON - Penjudi asal Tiongkok, William Yan akhirnya kena batunya. Dia harus berurusan dengan polisi di Selandia Baru.

Hobi Yan yang satu ini memang mencurigakan. Sepanjang 2001–2013 dia telah mempertaruhkan uang senilai NZD 300 juta atau setara dengan Rp 2,7 triliun. Dalam salah satu permainan, Yan bahkan sempat menghabiskan NZD 5 juta (Rp 44,6 miliar) hanya dalam hitungan 82 menit. 

BACA JUGA: Wow! Rambut John Lennon Laku Lelang Rp471 Juta

Yan tidak melulu kalah. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun tersebut, dia memperoleh uang NZD 263 juta (Rp 2,3 triliun) dari kemenangannya berjudi. Jumlah tersebut murni hasil kemenangannya di luar uang yang dia pertaruhkan. Kasus Yan itu mencuat setelah dokumen pengadilan yang diserahkan pihak kepolisian bocor kepada publik. 

Kegilaan Yan dalam berjudi tersebut membuat kasino SkyCity, Auckland, Selandia Baru, curiga. Yan memang biasanya berjudi di VIP lounge Sky City. Mereka lantas melapor kepada pihak kepolisian terkait dengan transaksi mencurigakan yang dilakukan Yan. 

BACA JUGA: Polisi AS Buru Pelaku Penembakan Michigan

Sebab, selama berjudi, ada pihak luar yang mentransfer sejumlah uang dengan nominal cukup besar ke rekening SkyCity. Sebagian uang itu kemudian dipakai berjudi dan sebagian lainnya digunakan untuk membeli barang-barang mewah. 

Contohnya, ada transfer uang senilai NZD 2,3 juta (Rp 20,5 miliar) ke rekening istri Yan, yaitu Vienna You, dari dealer valuta asing. Istrinya lantas mendepositokan uang tersebut ke rekening milik SkyCity. Tiga puluh menit kemudian, Yan melakukan penarikan NZD 500 ribu (Rp 4,5 miliar) dalam bentuk tunai dan sebagian lainnya berbentuk chip judi.

BACA JUGA: Alhamdulilah, Bayi Pencari Suaka Ini Tak Jadi Dikirim ke Kamp Tahanan

Uang dan chip itu lalu diserahkan kepada agen perumahan yang sudah menunggu di dalam kasino. Yan membeli sebuah apartemen Kompleks Metropolis di lantai 35 dengan nomor 3505. Apartemen tersebut terhubung dengan penthouse miliknya di lokasi yang sama. 

’’Melihat waktu transaksi ini, Yan tampaknya menggunakan rekening You untuk menerima uang, kemudian memfilternya melalui SkyCity. Dia lalu menarik uang tunai untuk membeli apartemen 3505,’’ kata Sersan Detektif Auckland Keith Kay, Sabtu (20/2).

Kay menuturkan bahwa uang itu memang didapatkan secara normal. Maka, Vienna You akan lebih mudah menarik uangnya secara langsung. Baik secara tunai maupun cek. Nah, uang tersebut bisa langsung dibayarkan kepada agen properti di Kompleks Metropolis. Alih-alih cara mudah itu, dia malah memilih mentransfer ke SkyCity lebih dulu. 

’’Saya meyakini bahwa satu-satunya alasan yang logis untuk menjelaskan cara pembayaran apartemen dengan proses rumit tersebut adalah dana yang digunakan berasal dari tindak kriminal yang dilakukan Yan dan dia bermaksud mencuci uang tersebut dan menyamarkannya sebagai kemenangan judi,’’ tegas Kay.

Transaksi mencurigakan seperti itu kerap dilakukan Yan di SkyCity. Selain apartemen, dia membeli mobil-mobil mewah serta saham di perusahaan Mega sebesar 18,8 persen dan saham perusahaan-perusahaan lainnya. Tahun lalu pihak kepolisian Selandia Baru akhirnya melakukan penyelidikan mengenai pencucian uang yang dilakukan Yan. 

Yan diduga telah mencuri uang senilai USD 129 juta (Rp 1,7 triliun) saat masih menjabat pimpinan perusahaan farmasi di Tiongkok pada 2000. Agustus tahun lalu polisi menggeledah rumah Yan dan mengamankan aset-asetnya senilai USD 40 juta (Rp 538,5 miliar). Sejauh ini, belum ada tudingan kejahatan yang diarahkan kepada Yan. Proses peradilan juga belum dijadwalkan. ’’Yan tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia mendapatkan uangnya dengan cara yang sah,’’ ujar David Jone, pengacara Yan. 

Pihak kepolisian Selandia Baru bekerja sama dengan Pemerintah Tiongkok untuk mengembangkan penyelidikan kasus itu. Yan sebelumnya bukan hanya bekerja di Tiongkok, tetapi memang merupakan penduduk Negeri Panda tersebut. 

Dia pindah ke Selandia Baru pada Desember 2001 lalu dan baru mendapatkan pengakuan sebagai penduduk tetap pada 2002. Pemberian status kewarganegaraan itu sempat menjadi kontroversi karena Yan memiliki tiga nama lain. Yaitu, Bill Liu, Yang Liu, dan Yong Ming Yan dengan tanggal lahir yang berbeda pula. 

Interpol bahkan sudah mengingatkan Selandia Baru karena Yan termasuk orang yang dicurigai. Tiongkok pun memasukkannya dalam daftar hitam karena dia terlibat dengan Falun Gong dan gerakan prodemokrasinya. Aset-asetnya di Tiongkok juga dibekukan. (NZ Herald/The Sydney Morning Herald/sha/c20/ami/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inggris Tentukan Nasib, Tetap atau Keluar Uni Eropa pada 23 Juni


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler