Mendadak Sirene Berbunyi, Warga Lereng Gunung Merapi Panik, Ternyata..

Senin, 16 November 2020 – 08:26 WIB
Foto: diambil dari Radar Jogja

jpnn.com, SLEMAN - Warga di sekitar lereng Gunung Merapi, tepatnya di kawasan Kaliurang, Pakem, Sleman mendadak panik.

Sirene berbunyi, Sabtu (14/11) sekitar pukul 13.30 WIB.

BACA JUGA: Jip Wisata di Lereng Gunung Merapi pun Siap Membantu Evakuasi

Dalam kondisi Siaga Merapi, banyak warga yang mengira sirene itu merupakan peringatan dini, early warning system alias EWS.

Namun, sirene yang satu ini ternyata bukan, tidak terkait dengan Gunung Merapi.

BACA JUGA: Situasi Gunung Merapi Belum Terlalu Menakutkan Buat Warga Sidorejo, Ini Ceritanya

Sirene tersebut terdengar dari iring-iringan kendaraan komunitas Toyota Fortuner saat melintas di kawasan Kaliurang.

Mereka melaju dengan sirine dan lampu strobo. Warga yang mendengar panik dan keluar rumah.

BACA JUGA: BNPB Cek Kesiapsiagaan Masyarakat di Wilayah Gunung Merapi

“Benar ada kejadian itu Sabtu (14/11) sekitar jam 13.30. Rombongan komunitas Toyota Fortuner yang lewat sambil menyalakan sirine dan lampu strobo. Warga yang mendengar dan melihat langsung panik dikira peringatan dini,” kata Kabid Humas Polda DIJ Kombes Yuliyanto, Minggu (15/11).

Aksi ini sempat terekam dalam video dokumentasi milik warga. Terlihat sejumlah warga mencegat iring-iringan mobil komunitas.

Tak hanya itu, warga juga meminta anggota komunitas segera mematikan sirine dan strobo.

Kombes Yuliyanto memahami kepanikan warga. Terlebih adanya trauma erupsi Merapi 2010.

Suara sirine merupakan sistem peringatan dini di kawasan Pakem dan Cangkringan.

Apabila menyala maka warga wajib mengungsi ke bawah.

“Ya sangat disayangkan ada kejadian seperti itu. Sebenarnya kalau mau melintas tidak apa-apa, asal jangan menyalakan sirine atau strobo. Dalam kondisi seperti ini pasti warga masih menyimpan trauma erupsi 2010,” katanya.

Dalam kesempatan ini, pihaknya juga membenarkan adanya pengawalan oleh pihak kepolisian. Hanya saja pengawal dari rombongan ini adalah Patwal Polres Magelang. Diketahui bahwa rombongan ini berasal dari komunitas luar Jogjakarta.

“Benar, tetapi yang mengawal rombongan Toyota Fortuner Indonesia itu dari Patwal Polres Magelang. Sorenya dari pihak pengawal dan komunitas sudah bertemu warga. Meminta maaf atas kejadian tersebut,” ujarnya.

Diketahui komunitas Toyota Fortuner Indonesia menggelar bakti sosial di barak pengungsian Glagaharjo. Sementara lokasi menginap berada di kawasan Kaliurang Pakem. Selama perjalanan menuju barak Glagaharjo juga dilakukan pengawalan.

“Ini jadi catatan, kalau misal ada kegiatan atau melintas di kawasan rawan bencana (KRB) Merapi sebaiknya tidak menyalakan strobo atau sirine. Kondisi seperti ini agar tidak makin panik,” pungkas Yuliyanto. (dwi/tif/radarjogja)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler